Penjualan Simping di Purwakarta Terdampak Pandemi hingga Berhenti Produksi

- 9 Agustus 2020, 21:57 WIB
Penjualan simping di Purwakarta terdampak pandemi/
Penjualan simping di Purwakarta terdampak pandemi/ //Hilmi Abdul Halim/Pikiran-rakyat.com

Untuk mendapatkan pembeli, dirinya terpaksa menawar-tawarkan kepada orang-orang yang kebetulan lewat di depan tokonya.

Andri menyebutkan, untuk menjual 410 bungkus butuh waktu hingga tiga pekan. padahal jumlah penjualan sebanyak itu, sebelumnya bisa terjual habis dalam waktu satu pekan saja.

Bahkan menurutnya, lebih buruk kondisi saat pemerintah menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa waktu lalu. Kondisi serupa juga terjadi pada saat lebaran Idul Fitri 1441 beberapa waktu lalu.

"Kalau libur lebaran Idul Fitri biasanya paling sedikit habis 500 bungkus, tapi pada hari pertama lebaran kemarin hanya terjual lima bungkus Simping, dan hari keduanya tidak ada sama sekali," imbuhnya.

Karena itu, para pedagang oleh-oleh khas Purwakarta mulai memasarkan produknya melalui media sosial. Namun, cara tersebut belum efektif memulihkan angka penjualannya seperti sebelum pandemi Covid-19 lalu.

Andri berharap, pemerintah dapat membantu mereka memasarkan produknya karena ia mulai kehabisan uang tabungannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

"Sebelum wabah punya modal satu minggu roling buat minggu depan. Tapi setelah ada corona habis sama modal-modalnya," ujarnya.

Selain itu, Andri juga telah memberhentikan karyawannya. Bahkan, ia sudah tidak memproduksi Simping selama pandemi dua bulan terakhir. Ia tidak berproduksi untuk sementara waktu hingga persediaan produknya habis.

Kondisi penjualan yang menurun juga dikeluhkan seorang pegawai Toko Simping Raos Apandi Saleh, Cece. Sejak produksi Simping berhenti, ia mengaku hanya menganggur di rumahnya.

Cece mengaku sudah berupaya mencari pekerjaan lainnya namun belum mendapatkan hasil. "Satu pekan sebelum puasa sudah diliburkan, kemudian masuk kalau produksi jalan. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari pakai uang simpanan dulu," katanya.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x