Network
Seorang pedagang surabi mumplu, Rastiah (37) setelah suaminya menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dirinya harus berjuang menghidupi keluarga dengan berjualan surabi mumplu.
Sudah tiga tahun jualan di pinggir jalan Desa Jatibarang baru, tepatnya di kawasan Blok Sojar Kabupaten Indramayu Jawa Barat.
Rastiah bercerita, resep surabi mumplu buatannya tersebut, ia dapatkan dari warisan turun-temurun para leluhurnya.
Hanya saja dia tidak mengetahui secara pasti asal muasal kue buatannya itu diberi nama surabi mumplu.
Sewaktu kecil, Rastiah suka membantu orangtuanya membuat adonan dan memasak kue surabi mumplu dengan beragam variasi toping serta rasa.
Setelah orangtuanya meninggal dunia dan suami kena PHK, kata Rastiah, dirinya pun berjualan kue surabi mumplu agar bisa menopang perekonomian keluarga.
Rastiah bersyukur dengan berjualan serabi mumplu, sebab pembelinya cukup banyak.
Bahkan di pagi hari pembelinya sampai rela antre untuk menunggu surabi matang yang sedang dipesan meski lumayan cukup lama.
Dalam sehari Rastiah ini bisa menghabiskan adonan antara empat kilo hingga tujuh kilo.
Rastiah mengungkapkan, pembeli bilang, surabi mumplunya ini terasa enak. Manis dan gurih.
Menurut seorang pembeli, Karnadi yang sudah menjadi pelanggan setianya surabi mumplu Rastiah, kue serabi mumplu buatannya ini enak, pulen dan gurih.
Selain harga satuannya di patok Rp2000, juga sangat cocok untuk cemilan ngopi di pagi hari. Tampilannya juga menggemaskan, mumplu, membuat siapa pun tertarik menikmatinya.***
