Keputusan tersebut diambil setelah YouTube klaim sudah melakukan penelitian mendalam serta ekperimen dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam eksperimen tersebut, didapai konten yang baru merintis, rupanya kanalnya lebih mudah mendapatkan serang 'dislike' akibat kehadiran fitur tersebut.
Selain itu didapati beberapa kreator konten memanfaatkan tombol 'dislike' sebagai sumber pemasukan.
Sehingga menyapkan konten-konten yang tidak berguna bahkan hanyak bermoda clickbait hingga bersifat SPAM.
Langkah tersebut diambil juga berkaca dari berbagai penelitian, terkhusus terkait kesehatan mental yang menunjukkan banyak pengguna mengalami gangguan kesehatan mental karena merasa dirundung akibat tombol 'dislike' tersebut.
YouTube juga menegaskan dengan menghilangkan jumlah angka 'dislike', platformnya mencoba meningkatkan rasa kemanan.
Selain itu, meningkatkan inklusivitas layanan, sehingga ruang digital tersebut dapat lebih nyaman digunakan oleh banyak pengguna.
Selan YouTube, sebelumnya Facebook dan Instagram juga sempat menggunakan opsi menyembunyikan jumlah 'like' di layanan mereka.***