Ditolak dan Dicibir, Tirto Utomo Pendiri Aqua tetap Teguh, Simak Kisahnya

- 2 Agustus 2020, 10:05 WIB
Ilustrasi: Air Minum dalam Kemasan Botol
Ilustrasi: Air Minum dalam Kemasan Botol /pixabay/congerdesign

Tiga tahun pertama penjualan tentu merosot, saat itu tirto hampir menutup pabrik Aqua karena ketidakjelasan masa depan perusahaanya. Bisa dibayangkan, bagaimana sulitnya kondisi tirto, sudah keluar dari perusahaan hingga menghabiskan banyak uang. Namun, dibalik perjuangan ia malah menerima penolakan dan cibiran bertubi-tubi.

Kegilaan Tirto masih berlanjut, ditengah penolakan produknya, dia malah menaikkan harga jualnya hingga tiga kali lipat. Distribusi Aqua pun beralih dari masyarakat biasa ke perusahaan asing, seperti perusahan yang berasal dari korea saat sedang menangani proyek tol Jagorawi.

Akhirnya, orang mulai percaya Aqua merupakan air minum dengan kualitas tinggi, terlihat dari harganya yang mahal.

Perkembangan selanjutnya, Tirto mengratiskan tiga botol Aqua ke toko-toko pinggiran jalan. Ternyata respon peminat Aqua semakin meningkat. Hingga saat ini, aqua mulai dikenai biaya dalan penjualannya.

Seiring berjalanya waktu, aqua dipasarkan dan dikonsumsi di restoran mewah hingga perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Baca Juga: Hindari Hipertensi, Perhatikan 3 Langkah Penting Ketika Menyantap Daging Kambing

Aqua mampu melebarkan sayap dengan mensponsori kegiatan Pekan Olahraga Nasional (PON). Tujuannya membentuk pola pikir di masyarakat Aqua adalah air yang sehat dikonsumsi.

Kemudian tahun 1982, Aqua mengganti bahan air dari sumur bor ke air mata, karena dianggap mengandung zat alami dan kaya akan nutrisi.

Pasarnya semakin meluas ke luar negeri, pada tahun ini di negara Singapura, Malaysia, Maladewa, Australia, beberapa negara di Timur Tengah bahkan sampai ke benua Afrika.

Produk aqua menjadi produk yang sangat diminati masyarakat, bahkan jadi kebutuhan pokok air minum di Indonesia.

Halaman:

Editor: Rahman Agussalim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x