Prabowo Subianto Jadi Rebutan Amerika Serikat dan China, Ada Apa Ya?

- 10 Oktober 2020, 17:05 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Instagram/@prabowo
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Instagram/@prabowo /

POTENSI BISNIS - Amerika Serikat (AS) mencabut larangan masuk Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto ke wilayahnya.

Setelah 20 tahun pelarangan tersebut berlaku, soal langkah terbaru AS ini pun menjadi sorotan media internasional.

South China Morning Post menilai langkah yang dilakukan AS untuk menyeimbangkan pengaruh militer, dan ekonomi China yang tumbuh di negara terbesar di Asia Tenggara ini.

Baca Juga: Perlu Diketahui Berikut Aplikasi Online Groceries Bantu Penuhi Kebutuhan Harian Anda Selama Pandemi

Apalagi, keputusan Washington untuk menjamu Prabowo muncul di tengah meningkatnya ketegangan AS-China yang mengguncang Asia.

China dan AS bersitegang di banyak hal, termasuk Laut China Selatan (LCS).
Prabowo dulunya merupakan mantan komandan pasukan elit Kopassus.

Ia ditolak visa AS pada pertengahan 2000 ketika ia ingin menghadiri wisuda putranya di Boston.

Baca Juga: Istri Kiper Sergio Romero 'Serang' Man United: Suamiku Kurang Apa? Dia Pekerja Keras

Dia mengatakan kepada Reuters pada tahun 2012 bahwa dia masih belum bisa mendapatkan visa AS.

Ia dituding berada di balik kerusuhan yang menewaskan lebih dari 1.000 orang setelah lengsernya mantan Presiden Soeharto pada tahun 1998.

AS ragu-ragu untuk mencabut larangan Prabowo setelah penunjukannya sebagai menteri pertahanan hampir setahun yang lalu.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Pilih Dukung Jokowi, Tak Ikuti Langkah Gubernur Lain Kirim Surat Tolak UU Cipta Kerja

Sebagaimana dikabarkan galamedia.pikiran-rakyat.com dalam artikel "Prabowo Subianto Kini Jadi Rebutan Amerika Serikat dan China". Padahal di periode itu China dan Rusia termasuk agresif mengundang Prabowo.

Menteri Pertahanan China Wei Fenghe misalnya mengunjungi Indonesia sebagai bagian dari tur empat negara bulan lalu. Prabowo juga diundang ke Rusia menghadiri pagelaran militer.

Setelahnya berita muncul soal Menhan AS yang menelepon khusus Prabowo. Terakhir, Prabowo akan diundang ke AS pertengahan Oktober nanti.

Baca Juga: Nikita Mirzani Sentil Puan Maharani, Rocky Gerung: Dia Ingatkan Fungsi Parlemen

Mengutip seorang pengamat dari National War College di Washington, Zachary Abuza menilai ini kemenangan Prabowo.

"Jelas AS telah membebaskan sanksi demi hubungan bilateral," katanya ditulis South China Morning Post dilansir Sabtu 10 Oktober 2020.

Sementara itu peneliti di S Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University mengatakan menyeimbangkan pengaruh China penting bagi AS.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Deretan Hoaks yang Termakan Buruh dan Mahasiswa Penolak UU Omnimbus Law

"Untuk memastikan Indonesia tidak terlalu jauh ke pihak China," kata Alex Arifianto.

"China telah secara signifikan meningkatkan investasi militer dan ekonominya - terutama infrastruktur dan pertambangan - di Indonesia sejak pemerintahan [Presiden Joko Widodo] menjabat pada tahun 2014," jelasnya lagi.

Sebelumnya, dilaporkan media AS The Politicio, AS telah memutuskan memberi visa pada Prabowo sebagai syarat masuk ke negeri Paman Sam.

Hal ini juga dibenarkan Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Juga: 10 Fakta Presiden Jokowi Bantah Soal Penghapusan Upah hingga Ijin Perusahaan dalam UU Cipta Kerja

Ini terkait undangan Pentagon yakni dari Menteri Pertahanan (Menhan) AS Mark Esper 15 hingga 19 Oktober nanti.

"Undangan ini untuk melanjutkan pembicaraan detail terkait kerjasama bilateral bidang pertahanan," katanya dalam siaran persnya.***(Dicky Aditya/Galamedia)

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah