Penyerapan Anggaran Penanggulangan Covid-19 Masih Rendah Jokowi Heran

- 3 Agustus 2020, 16:04 WIB
Ilustrasi: saat Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana, mengkampanyekan menggunakan masker/
Ilustrasi: saat Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana, mengkampanyekan menggunakan masker/ /parepos.co.id

POTENSI BISNIS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menegur para menterinya terkait penyerapan anggaran yang disebutnya masih rendah.

Sebelumnya, dalam rapat tersebut, Jokowi terlihat geram berucap dengan nada tinggi meminta para menteri untuk serius bekerja.

Jangan menunggu ada korban terlebih dahulu. Bahkan dirinya sampai harus mengancam reshuffle dan membubarkan lembaga.

Baca Juga: Indonesia Masuk Jurang Resesi, Mantan Gubernur BI : Tingkatkan Kedisiplinan Protokol Kesehatan

Namun, hal itu sepertinya belum ada hasil apapun. Pasalnya, Presiden Jokowi masih sangat menyayangkan realisasi serapan anggaran untuk penanganan Covid-19 masih sangat rendah.

Dilansir Potensi-Bisnis.com dari laman mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com "Jokowi Merasa Heran, Penyerapan Anggaran Covid-19 Masih Rendah", sebagaimana diungkapkan Kepala Negara saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) mengenai penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional pada Senin 3 Agutus 2020.

"Saya melihat memang urusan realisasi anggaran masih minim. Dari Rp 695 Triliun stimulus untuk penanganan Covid-19, baru 20 persen yang terealisasi. Rp 141 Triliun yang terealisasi. Baru 20 persen. Masih kecil sekali. Penyerapan paling gede di Perlindungan Sosial, 39 persen, kemudian program UMKM 25 persen. Hati-hati ini," kata Jokowi.

Jokowi bahkan melihat, masih ada kementerian/lembaga yang tidak memiliki DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran).

"Yang belum ada DIPA aja masih gede banget, 40 persen. DIPA aja belum ada, gimana mau realisasi?" ujar Jokowi.

Jokowi pun mengatakan, bahwa masih banyak kementerian/lembaga yang juga tidak bekerja dalam suasana krisis dan tidak tahu prioritas pekerjaan.

"Artinya apa, di K/L aura krisis betul-betul belum (ada). Masih kejebak pada pekerjaan harian, ngga tahu prioritas yang harus dikerjakan," tandasnya.

Melihat fakta tersebut, Jokowi memerintahkan Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, untuk segera merinci ke menteri dan kepala lembaga, agar manajemen krisis itu benar-benar efektif ada dalam bekerja, sehingga hasil kerjanya terlihat nyata.

"Saya minta Pak Ketua, urusan ini di-detail-kan 1 per 1 dari menteri terkait. Sehingga manajemen krisis itu kelihatan, lincah, cepat (bertindak), trouble shooting, smart shortcut, dan hasilnya efektif. Kita butuh kecepatan," pungkasnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x