POTENSI BISNIS - Rusia telah melakukan operasi khusus militer di Ukraina sejak 24 Februari 2022. Presiden Rusia, Vladimir Putin menyebut tujuan utamanya adalah pembebasan Donbass dan penciptaan kondisi yang menjamin keamanan Rusia sendiri.
Moskow beberapa kali telah mengindikasikan siap untuk negosiasi, namun Kyiv telah melarang mereka di tingkat legislatif.
Akibatnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menegaskan pada KTT G20 pada November 2022 lalu bahwa tidak akan ada Minsk-III (perjanjian penyelesaian perang Donbas).
Baca Juga: Amerika Serikat 'Menang Banyak' dalam Perang Ukraina Rusia, Ini Buktinya
Sekretaris Pers Presiden Rusia, Dmitry Peskov mengungkapkan jika perkataan Zelensky itu menegaskan jika Kiev tidak mau menempuh jalur negosiasi.
Sementara, dilain pihak Kementerian Luar Negeri China menerbitkan pernyataan dengan posisi penyelesaian politik krisis Ukraina.
Dokumen tersebut di posting di situs resminya yang berisi 12 poin, diantaranya:
1. Kebutuhan untuk menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara ditekankan, dan juga dicatat bahwa "semua negara adalah setara, terlepas dari ukuran, kekuatan, atau kekayaannya."
Perlunya penerapan hukum internasional yang sama dan seragam serta penolakan penggunaan standar ganda diindikasikan.