"Sistem Siklon Nyatoh dan Bibit 94W ini posisinya semakin menjauhi wilayah Indonesia, sehingga dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia menjadi tidak signifikan. Meskipun begitu, dampak terhadap potensi gelombang tinggi 2.5 - 4.0 meter (Rough Sea) masih perlu diwaspadai di beberapa wilayah perairan," ujar Dwikorita.
Siklus ini menyebabkan aliran massa udara yang naik dari wilayah Laut China Selatan ke arah selatan sehingga adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat menimbulkan kejadian curah hujan tinggi di wilayah Indonesia.
Ia juga berpesan agar waspada terhadap berbagai macam bencana yang diprediksi akan terjadi setiap curah hujan tinggi.
"Waspada bencana hidrometeorologi yang kemungkinan menyertainya. Mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan sebagainya," ujar Dwikorita.
Dwikorita menuturkan bahwa keadaan ini merata di seluruh wilayah Indonesia, Mulai dari Aceh hingga Marauke.
"Kondisi ini merata di seluruh wilayah Indonesia. Mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kep. Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, dan Lampung. Lalu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali," Jelas Dwikorita.
Selanjutnya Sekretaris umum BMKG Guswanto menyebutkan beberapa provinsi lain yang juga perlu waspada terhadap curah hujan yang tinggi.
"Provinsi lain yang juga mengalami yaitu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua," tambah Guswanto.