Refleksi HUT RI ke-76 Kemerdekaan Indonesia: Hadapi Ujian Nyata Covid-19, Jangan Bermental 'Centeng'

- 17 Agustus 2021, 10:57 WIB
Upacara HUT ke-76 Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara: Refleksi HUT RI ke-76 Kemerdekaan Indonesia: Hadapi Ujian Nyata Covid-19, Jangan Bermental 'Centeng'.*
Upacara HUT ke-76 Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara: Refleksi HUT RI ke-76 Kemerdekaan Indonesia: Hadapi Ujian Nyata Covid-19, Jangan Bermental 'Centeng'.* /Istanapresiden.go.id


POTENSI BISNIS - Tepat 17 Agustus ini, merupakan Hari Kemerdekaan ke-76 RI yang setiap warganya berhak merayakan.

Dosen UIN Bandung sekaligus Pembina Yayasan Amal Quran, Drs. Atep Mastur, M.Ag mengatakan bangsa ini diyakini akan mendapat keberkahan dari Allah SWT dalam tiap mengisi kemerdekaan.

Bersyukur merupakan wujud dari aktualisasi dalam perayaan Kemerdekaan Indonesia yang tepat pada hari ini, 17 Agustus 2021, Indonesia masuk pada usia ke-76 tahun.

Baca Juga: Profil Singkat Ardelia Muthia Zahwa Anggota Paskibraka HUT RI ke-76, Pembawa Baki Bendera Merah Putih

Meski perayaan Kemerdekaan Indonesia di tengah pandemi, lebih lanjut Atep Mastur mengatakan, Covid-19 ini ialah ujian nyata dari Allah SWT.

Kondisi saat ini seharunya menjadi momentum yang harus dihadapi bersama-sama untuk bertafakur.

Menurutnya, tafakus ialah berpikir dan melakukan perenungan terhadap kebesaran Allah SWT.

Baca Juga: 60 Link Download Twibbon HUT RI ke-76 Mari Meriahkan Kemerdekaan 17 Agustus dari Rumah

Kemudian, tafakur juga terkait apa yang sudah diberikan oleh penerima mandat rakyat dalam mengelola serta menjaga keutuhan bangsa ini.

Mantan aktivits HMI itu juga berharap bangsa ini mendapat keamanan dan aman.

Bangsa diharapkan mampu menjadi barometer dunia dalam keputusan dan kebijakan, seperti di zaman terdahulu dimana telah dilakukan para pendiri bangsa ini.

Baca Juga: Pimpin Upacara Bendera Merah Putih, Ridwan Kamil: Jangan Anggap Kecil Capaian Bangsa

"Untuk menata dan mengisi kemerdekaan di tahun ini, semoga dalam keadaan aman. Tidak menjadi cemoohan bangsa lain. Setiap sikap, karakter, keputusan kepala negara ini, harus dihargai dengan negara lain," kata Atep Mastur.

Seperti diberitakan pikiran-rakyat.com dengan judul,"Refleksi Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2021: Greget Kebangsaan dan Akhir Cobaan Covid-19".

Kemudian Atep Mastur mengingatkan, pada para pengisi kemerdekaan yang mendapat mandat rakyat, jangan sampai terjebak pada mental korup. Perlihatkan greget kebangsaan, bersungguh-sungguh lah menjadi abdi negara.

"Rakyat yang menilai, mengabdilan sesuai konstitusi dan UUD 45. Jika berkhianat, rakyat tak akan lupa," jelasnya.

Atep Mastur mengungkapkan, sekecil apapun yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan Allah. Maka semua akan dipertanggungjawabkan kelak.

Maka untuk para pemimpin baik di eksekutif, legislatih, dan yudikatif, sudah sepantasnya memperlihatkan greget kemerdekaan dan kebangsaan.

Jangan bermental 'centeng' penghisap darah rakyat sendiri, apalagi bermental penjajah pada rakyat sendiri.

Padahal, para pendiri bangsa jauh-jauh hari sudah mengorbankan darah, jiwa, dan raganya untuk kemerdekaan bangsa ini.

"Berapa ribu bahkan juta nyawa yang berkorban demi kemerdekaan ini. Darah segar para pejuang, Insya Allah mendapat kemuliaan. Maka, para penerima mandat rakyat jangan coba-coba mengkhianati amanat rakyat," kata Atep Mastur di malam perenungan menyambut HUT ke-76 Republik Indonesia pada Selasa, 16 Agustus 2021.

Dahulu para pendiri bangsa ini fokus pada tujuan untuk merdeka. Mereka dalam melakukan perlawanan pada penjajah tidak pernah terbersit mau jadi apa, dan dijadikan apa setelah merdeka nanti.

Begitupun saat ini, dalam menghadapi Covid-19, mereka yang mendapat mandat dari rakyat, sebaiknya bersama-sama pada satu tujuan, menyelamatkan nyawa dan menyehatkan bangsa ini.

"Jangan sekali-kali ingin mendapat keuntungan saat bertugas menghadapi Covid-19 ini. Jangan utak-atik hukum tertinggi demi kekuasaan atas nama penanganan pandemi ini. Ikhlaslah mengabdi pada bangsa ini, demi posisi kemuliaan di hadapan Allah," sebutnya.

Atep Mastur mengingatkan, bangsa dan negara ini adalah milik Allah. Maka bertugas-lah sebagai abdi Allah, maka akan selalu mendapat petunjuknya. Dalam menyambut kemerdekaan ini kata dia, adalah sebuah ibadah di hadapan Allah.

"Bangsa dan negara adalah milik Allah. Jangan dirusak oleh kepentingan apapun demi mendapat keuntungan materi maupun politik. Mari menyambut kemerdekaan ini, karena akan bernilai ibadah jika dalam menjalankan kenegaraan dan kebangsaan secara benar, sesuai dengan amanat rakyat dan cita-cita para pendahulu bangsa ini," jelasnya.

Posisi para pengisi bangsa ini hanya bisa mendoakan yang terbaik pada para pemegang kebijakan.

"Kita sebagai hamba Allah hanya bisa berdoa untuk kebaikan bangsa ini. Kita doakan para pemegang kekuasaan mampu menjalankan tugas sesuai konstitusi demi kita dan kami rakyat Indonesia," jelasnya.

Atep Mastur pun meminta agar penggerak negara ini memperhatikan para pejuang yang masih diberi kepercayaan umur panjang. Akan tetapi jika sudah wafat, maka perhatikan para keturunannya.

"Ingat, darah mereka akan tetap segar dan saksi akan kemerdekaan bangsa ini. Perhatikan para anak-anak pahlawan. Bukan dengan dibiayai negara. Beri mereka akses kemudahan untuk mengisi bangsa ini," jelasnya.

Lantas dia meyakini, jika bangsa ini harus dimasuki secara benar. "Kebatilan yang akan merusak harus dihancurkan," katanya.

Diirnya juga meyakini cobaan bangsa ini oleh Pandem Covid-19 sangat berat, akan tetapi sudah selesai.

"Tafakur menyambut kemerdekaan. "Allah menghendaki kemajuan bangsa ini, maka akan didatangkan pemimpin yang mendapat ridho-Nya. Selamat atas perjalanan para pahlawan. Mujahid di jalan Allah," ucapnya mengakhiri pembicaraan.***(Rizki Laelani/PR)

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah