"Negara-negara lain melakukannya, jadi Jepang harus mempertimbangkannya juga," kata Menteri yang bertanggungjawab atas upaya vaksinasi di Jepang, Taro Kono, dilaporkan Kyodo pada Jumat, 30 April 2021.
Sebelumnya, ia berpendapat mewajibkan sertifikasi vaksinasi dapat menyebabkan diskriminasi terhadap orang yang tak dapat.
Atau untuk seseorang yang tak mau menerima suntikan, lantaran kemungkinan akan bereaksi alergi atau efek samping.
Oleh karena itu, demi menghilangkan kekhawatiran seperti itu, paspor vaksin juga akan menacantumkan hasil negatif dari reaksi berantai polimerase dan tes antigen.
Skema tersebut diperkirakan tak akan digunakan di dalam negeri, misalnya untuk masuk ke restoran atau menonton acara olahraga.
Jepang saat ini hanya mengizinkan masuknya warga negara mereka dan orang asing dengan 'keadaan luar biasa khusus', yang harus menyerahkan hasil negatif tes virus corona 72 jam sebelum keberangkatan mereka.***