POTENSI BISNIS - Dalam agenda ASEAN Leaders' Meeting (ALM) Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan jika kekerasan di Myanmar harus dihentikan.
Jokowi juga meminta demokrasi di negara tersebut harus segera dikembalikan, disampaikannya dalam konferensi pers di Gedung Skretariat ASEAN.
Presiden Jokowi yang didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, kemudian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Baca Juga: Demi Kelancaran KTT ASEAN, Layanan Trans Jakarta Koridor 13 Baru Akan Beroprasi Kembali Sore Nanti
Baca Juga: Dukung Perpindahan Ibu Kota, Kominfo Prioritaskan Batam Jadi Pusat Data Nasional
"Perkembangan situasi di Myanmar sesuatu yang tak dapat diterima, dan tidak boleh terus berlangsung, Kekerasan harus dihentikan, demokrasi, stabilitas dan perdamaian di Myanmar harus segera dikembalikan," kata Presiden Jokowi, pada Sabtu, 24 April 2021 dilansir dari ANTARA.
Agenda ALM itu dihadiri 10 pemimpin dan perwakilan negara-negara anggota ASEAN, termasuk ketua ASEAN saat ini Sultan Hassanal Bolkiah yang sekaligus juga Kepala Negara Brunei Darussalam, dan Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi.
"Kepentingan rakyat Myanmar harus selalu mejadi prioritas," kata Jokowi menegaskan kembali.
Baca Juga: Jokowi Buka Suara Demi Selesaikan Konflik Myanmar, Ingin Segera Gelar Pertemuan ASEAN
Ada tiga hal, kata Presiden Jokowi, yang diminta Indonesia kepada pemimpin militer Myanmar.