Laksamana TNI Yudo Margono: Oksigen KRI Nanggala 402 Bisa Bertahan 5 Hari Bila Tidak Blackout

- 24 April 2021, 18:50 WIB
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono. /Dinas Penerangan Angkatan Laut

 

POTENSI BISNIS - KRI Nanggala-402 hilang kontak pada hari Rabu 21 April 2021, sekitar pukul 03.00 WITA. 

Jika kondisi kapal dalam keadaan blackout, oksigen diperkirakan hanya akan tersedia sampai Sabtu, 24 April 2021 pukul 03.00 WITA.

Namun, jika aliran listrik masih menyala, kemungkinan kapasitas oksigen dalam kapal akan tersedia sampai 5 hari dan akan habis kurang lebih pada hari Senin, 26 April 2021.

Baca Juga: Serpihan Komponen KRI Nanggala-402 Ditemukan, Diduga Akibat Retakan

Hal itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono saat jumpa pers di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu, dikutip dari ANTARA.

"Ketika kapal tidak blackout atau memiliki kemampuan kelistrikan, ini (kapasitas oksigen) bisa sampai 5 hari," tukasnya.

Yudo belum dapat memastikan apakah KRI Nanggala-402 saat berlayar dan turun ke bawah permukaan laut itu dalam keadaan mati listrik (blackout) atau tidak.

"Kemarin yang saya sampaikan (mesin dan listrik, red.) masih hidup semua, dan isyarat-isyarat untuk perang tempur, perang menyelam ini masih terdengar dari kapal penjejak Kopaska (Komando Pasukan Katak) yang jaraknya 50 meter dari kapal selam tersebut," ujar Yudo.

 Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum Sebut ASN Jabar Harus Jadi Contoh untuk Tidak Mudik

Dari informasi itu, Yudo berharap KRI Nanggala-402 tidak dalam keadaan blackout.

Walaupun demikian, jika listrik dalam kapal selam mati total, kapasitas oksigen hanya tersedia sampai 72 jam atau kurang lebih 3 hari.

Sejauh ini, pencarian KRI Nanggala-402 masih terus berlangsung sejak pertama kali dimulai pada hari Rabu (21/4).

Pencarian kapal saat ini terkonsentrasi di sembilan titik pada perairan utara Bali, yaitu sekitar 40 kilometer dari pesisir Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng.

Sembilan titik itu jadi daerah fokus penyelidikan karena tim pencari sempat menemukan tumpahan minyak serta mendeteksi daya magnet cukup kuat pada kedalaman 50—100 meter.

Dalam jumpa pers di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Sabtu, Laksamana TNI Yudo Margono memprediksi kemungkinan posisi kapal selam telah bergeser sekitar 2 mil dari lokasi penyelaman.

Baca Juga: Review Manga One Piece Chapter 1011: Big Mom Luluh, Hawkins Berada di Pihak Aliansi

Sejauh ini, TNI telah mengerahkan 21 KRI, yang sebagian besar memiliki daya deteksi sonar untuk memetakan situasi di kedalaman dan dasar laut. Beberapa kapal itu, di antaranya KRI Rigel-933, KRI Rimau-724, kapal selam KRI Alugoro-405.

TNI juga menerima beberapa bantuan kapal dari negara-negara sahabat, di antaranya MV Swift Rescue (Singapura), MV Mega Bhakti (Malaysia), HMAS Ballarat dan HMAS Sirius (Australia), SCI Sabarmati (India), dan satu unit pesawat Poseidon (Amerika Serikat).

Sementara itu, Kepolisian Republik Indonesia dan Basarnas juga turut mengerahkan kapal, alat deteksi bawah laut (ROV), dan drone untuk membantu pencarian serta penyelamatan KRI Nanggala-402 yang membawa 53 penumpang.***

Editor: Babah Pram

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah