Terkait Larangan Mudik, Pengamat: Harus Ada Konsistensi Penegakan Aturan

- 22 April 2021, 14:05 WIB
Ilustrasi Pemudik.
Ilustrasi Pemudik. /DOk. PR

Nadia berharap, masyarakat bisa mengurungkan niat mudik jika aparatnya di lapangan bisa konsisten.

"Saya pun berpendapat, sanksi sosial bagi pemudik yang nekat merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan kalau memang kulturnya sudah terbentuk," ujar Nadia

"Lah kalau misalnya semuanya masih mengaminkan bahwa mudik lebaran itu memang perlu untuk dilakukan, bagaimana mau melakukan sanksi sosial. Sanksi sosial yang bisa dilakukan paling di sosial media dengan meng-highlight tindakan-tindakan nekat dari pemudik misalnya," lanjutnya.

Nadia menegaskan, netizen Indonesia bisa memberikan komentar negatif terhadap mereka yang nekat mudik sebagai sanksi sosial bagi orang yang nekat mudik.

"Tapi yang diutamakan lebih kepada sanksi yang diberlakukan oleh pemerintah ketika warga masyarakat melanggar, tindakan ini," jelasnya.

Di samping itu, semua orang mengenl mudik itu adalah aktivitas rutin yang dilakukan bertahun-tahun.

"Ya memang, sebuah aktivitas sosial yang dilakukan secara rutin itu bisa dibilang sebagai budaya," kata Nadia.

"Kalau bilang budaya itu sudah inheren seperti tertanam dalam diri. Seperti makan saja, jadi keharusan, tidak makan nasi tidak afdol. Jadi, levelnya sudah sampai seperti itu, inheren dalam pikiran manusia Indonesia, tertanam dan entah kenapa itu wajib untuk dilakukan," ungkapnya.

Nadia mengatakan, untuk mengubah kultur seseorang mengenai mudik itu bisa dilakukan, dengan pendekatan secara top down atau pendekatan institusional kelembagaan.

"Harusnya ketika sudah ada prosedur untuk pembatasan untuk mudik atau larangan mudik di lebaran tahun ini, itu juga disertai dengan prosedur yang jelas, aturannya juga klir, nah sanksinya juga jelas," jelas Nadia.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah