Siklon Tropis Seroja jadi Pemicu Banjir Bandang NTT, BMKG: Ini yang Tidak Lazim

- 6 April 2021, 15:24 WIB
Siklon Tropis Seroja jadi Pemicu Banjir Bandang NTT, BMKG: Ini yang Tidak Lazim
Siklon Tropis Seroja jadi Pemicu Banjir Bandang NTT, BMKG: Ini yang Tidak Lazim /ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO

POTENSI BISNIS – Siklon tropis seroja menjadi pemicu banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT)

Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati siklon tropis ini bahkan tergolong dahsyat dan tidak lazim.

Hal itu dia ungkapkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa 6 April 2021.

Baca Juga: 256 Jiwa mengungsi 24 Orang Hilang Akibat Longsor Flores, Susi Pudjiastuti: Duka Cita Mendalam

"Seroja ini baru yang pertama kali benar-benar cukup dahsyat, karena masuk sampai ke daratan. Ini yang tidak lazim," ujar Dwikorita.

Sejak tahun 2008 sebenarnya Indonesia sudah mengalami 10 siklon tropis seroja.

Dia mengatakan siklon pertama terjadi satu kali pada tahun 2008, lalu tahun 2010 dan 2014.

Baca Juga: Live Streaming Ikatan Cinta 6 April 2021, Andin Disambut Hangat Keluarga Hingga Rahasia yang Disembunyikan Al

Dari sini dapat dilihat ada selang 2-4 tahun pada setiap siklon yang terbentuk.

"Tetapi sejak 2017, itu setiap tahun selalu terjadi," ucapnya, dikutip Potensibisnis.com dari PMJ News.

Menurut penjelasan Dwikorita, siklon tropis Seroja yang menerjang NTT mempunyai kecepatan sekitar 85 kilometer per jam saat terbentuk, di mana kini kecepatan siklon sudah mencapai 110 km per jam.

Baca Juga: 6 Terduga Teroris Berhasil Ditangkap Densus 88 di Jateng, Salah Satunya Kakak Mantan Napiter

Siklon ini juga dikethui akan semakin meningkat, dan bisa menjadi 130 km per jam.

"Tapi saat ini menjauh dari peta ini bergerak ke arah barat daya. Meskipun kecepatannya semakin meningkat," katanya.

Diketahui sebelumnya dari Potensibisnis.com, banjir bandang terjadi di dua desa.

Pertama di Desa Lamanele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lalu terjadi juga di Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur.

Cuaca ekstrem yang menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi membuat banjir bandang terjadi pada pada Minggu 4 April 2021, pukul 01.00 waktu setempat.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seperti yang diberitakan Potensibisnis.com sebelumnya, korban meninggal dunia akibat banjir bandang di NTT ini mencapai 68 orang disejumlah kabupaten.

Lalu 70 orang lainnya dinyatakan hilang dan 938 kepala keluarga (KK) atau 2.655 jiwa terdampak.

Banyaknya sekali dari warga yang terdampak, berbanding sama dengan kerusakan yang ada.

Seperti banyaknya rumah warga di Desa Lamanele ikut tertimbun lumpur, ada juga rumah warga yang hanyut terbawa banjir, dan jembatan yang putus di Desa Waiburak Kec. Adonara Timur, serta kerusakan lainnnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah