Hujan Lebat Diprediksi Masih Terjadi Hingga Maret, BMKG Sebut Dipengaruhi La Nina

- 9 Februari 2021, 10:15 WIB
Ilustrasi cuaca ekstream
Ilustrasi cuaca ekstream /Pixcel postingan Sid Ali/

POTENSI BISNIS - Badan Pusat Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena global La Nina akan ada sampai Maret.

Kondisi tersebut berpengaruh pada untuk Indonesia yang masih berada dalam musim penghujan.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, A. Fachri Radjab mengatakan, saat ini memang suhu muka laut di Samudera Pasifik timur masih cukup hangat.

Baca Juga: Hadapi Inter Milan di Semifinal Piala Italia, Ini Pesan Manajer Juventus

“Artinya La Nina memang masih berlangsung. Kita perkirakan akan berakhir sekitar Maret,” kata Fachri, dikutip PotensiBisnis.com dari Antara.

La Nina adalah fenomena di mana suhu permukaan laut di timur dan tengah Samudera Pasifik, yang berada dekat khatulistiwa.

Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadi peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normal.

Baca Juga: Sinopsis Film Skiptrace: Petualangan Jackie Chan dan Johnny Knoxville, Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini

Namun, Fachri menegaskan bahwa Indonesia masih akan berada dalam periode musim hujan di saat La Nina masih singgah di Indonesia.

“Saat itu kita masih dalam periode musim hujan, bukan berarti La Nina hilang, hujan akan berhenti,” tambahnya.

Dia mengatakan, La Nina memiliki dampak terhadap peningkatan intensitas hujan yang terjadi di nusantara dalam beberapa waktu terakhir.

Namun, curah hujan lebat yang disertai petir/kilat dan angin kencang masih dapat terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

La Nina sendiri menjadi salah satu dari beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan di Indonesia, sehingga banyak terjadi hujan lebat.

Selain itu, terdapat pula daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia sebagai faktor regional dan faktor lokal yaitu stabilitas udara cenderung lebih yang mendukung pertumbuhan awan konvektif.

Terkait curah hujan ekstrem, BMKG telah mengeluarkan prakiraan di mana daerah seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah masuk dalam kategori siaga.

Pasalnya, daerah tersebut memiliki potensi hujan lebat yang disertai petir/kilat dan angin kencang, yang dapat menyebabkan banjir.

Selain itu, Bengkulu, Lampung, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua dalam kategori waspada.

La Nina yang hingga kini masih mempengarui intensitas curah hujan di tanah air termasuk ke dalam intensitas moderat.

Tak hanya itu faktor lain yang juga mempengaruhi yakni adanya dinamika atmosfer yang mempengaruhi peningkatan intensitas curah hujan.

Selain faktor global La Nina dan faktor regional yang menyebabkan daerah pertemuan angin, Fachri menjelaskan adanya faktor lokal.

Faktor lokal penyebab meningkatnya curah hujan ekstrem adalah stabilitas udara yang cenderung labil atau mudah terangkat yang dapat membentuk awan.

Proses konveksi awan itu, ujar dia, cukup kuat karena udara yang labil tersebut.

Kombinasi tiga skala itu maka banyak terbentuk awan-awan hujan di Indonesia.***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah