Ribuan Orang Turun ke Jalan Mengecam Kudeta Militer Myanmar dan Menuntut Pembebasan Aung San Suu Kyi

- 6 Februari 2021, 18:50 WIB
 Aung San Suu Kyi.
Aung San Suu Kyi. /Instagram.com/@aungsansuukyi9

Media lokal pun melaporkan sekitar 30 orang telah ditahan lantaran melakukan protes yang berisik.

Junta Myanmar bahkan telah mencoba membungkam perbedaan pendapat dengan memblokir sementara Facebook.

Kemudian Twitter, dan Instagram pada Sabtu, dalam menghadapi gerakan protes yang berkembang.

Pihak berwenang pun memerintahkan penyedia layanan internet untuk tidak memberikan akses bagi Twitter dan Instagram "sampai pemberitahuan lebih lanjut," dikatakan perusahaan telepon selular Norwegia Telenor Asa.

Permintaan untuk layanan VPN telah melonjak di Myanmar, layanan tersebut memungkinkan segelintir orang masih bisa mengakses media sosial yang dilarang Junta.

Akan tetapi para pengguna VPN melaporkan gangguan pada layanan selular, yang diandalkan sebagian besar orang di negara berpenduduk 53 juta itu untuk mendapatkan berita dan berkomunikasi.

Sejak kudeta Aung San Suu Kyu tak terlihat di depan umum. Bahkan pengacara Aung San Suu Kyi dan WIn Myint presiden yang digulingkan menyebut keduanya kliennya itu ditahan di rumah mereka.

Dan ia mengatakan, tak bisa menemui Aung San Suu Kyi maupun Win Myint, lantaran mereka masih diinterogasi.

Aung San Suu Kyi menghadapai dakwaan mengimpor enam walkie-talkie secara ilegal, sementara Win Myint dituduh melanggar pembatasan virus corona.

"Tentu saja, kami menginginkan pembebasan tanpat syarat kerena mereka tidak melanggar hukum," kata Khin Maung Zaw, pengacara veteran yang mewakili keduanya.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah