Lebih lanjut, Hendropriyono menyebutkan apa yang dirumuskan oleh Habib Rizieq berkaitan dengan negara khilafah, tidak juga berdasarkan pada contoh-contoh di masa lalu. Sebagaimana dilansir dari laman PikiranRakyat-Tasikmalaya dalam artikel "Ditanya Soal HRS, Jenderal Hendropriyono: Suburnya Radikalisme Karena Masyarakat Mabuk Agama".
“Negara khilafah begini kan ada contoh dulu, tapi dulu juga nggak sama-sama yang dirumuskan mereka, tapi tidak sama,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Hendropriyono menekankan agar tetap berpegang teguh saja kepada Pancasila. Karena menurutnya, yang terpenting adalah agar rakyat selamat dan sejahtera.
“Jangan balik mundur terus lah, ya udah, kita yang konsisten saja pancasila. Rakyat aman, rakyat selamat, dan sejahtera,” tegasnya.
Baca Juga: Mengejutkan! Tiba-tiba Politisi Partai Gerindra Ini Minta Diberhentikan oleh Prabowo
Begitu pun dengan radikalisme, menurutnya tumbuh suburnya radikalisme karena masyarakat yang mabuk agama.
“Jadi kalau HRS masih saja berkobar-kobar mengibarkan radikalisme, radikal di sini konotasinya yang menyukai kekerasan, anarkisme, dan ini juga akan subur kalau tanahnya subur. Tanah yang subur untuk radikalisme adalah, masyarakat yang mabuk agama,” pungkasnya.
Namun tentu saja, bukan berarti karena beragama jadi tidak Pancasila, justru beragama sesuai dengan pancasila, maka harus beriman, tapi tidak mabuk agama.
“Kita harus beragama sesuai Pancasila, kita harus beriman, tapi jangan mabuk. Karena kalau mabuk, akibatnya tidak disiplin. Jangan mengibarkan kebebasan terus menjadi liar, ini yang saya khawatirkan,” jelasnya.***(Saniatu Aini/PikiranRakyat-Tasikmalaya)