Ancaman Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia Semakin Nyata, BMKG Bocorkan Data 2 Tahun Kebelakang

21 November 2020, 14:22 WIB
Ilustrasi gempa bumi dan tsunami /Kellepics/Pixabay

POTENSIBISNIS - Ancaman gempa bumi dan tsunami di Indonesia nampaknya semakin nyata terasa.

Sejumlah persiapan sudah dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan berbagai latihan.

BMKG sudah menggelar latihan mitigasi dan evakuasi hal ini dilakukan jika skenario terburuk gempa bumi dan tsunami terjdi di Indonesia.

Baca Juga: Berikut Daftar Bioskop yang  Sudah Dibuka di Indonesia, jangan Lupa Taati Protokol Kesehatan

Data BMKG tentang gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir mengalami lonjakan yang cukup tinggi.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebutkan penting bagi masyarakat melaksanakan simulai evakuasi gempa bumi dan tsunami secepatnya.

"Kejadian gempabumi sebelum tahun 2017 rata-rata hanya 4000-6000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200-an. Namun setelah tahun 2017 jumlah kejadian itu meningkat menjadi lebih dari 7000 kali dalam setahun. Bahkan tahun 2018 tercatat sebanyak 11.920 kali kejadian gempa. Ini namanya bukan peningkatan, tapi sebuah lonjakan," jelas Dwikorita, dalam pernyataan resmi Selasa 6 Oktober 2020, sebagaimana dikutip PotensiBisnis.com.

 Baca Juga: Dear K Pop Lovers Ingin Nikmati Sajian ala Korea, Berikut Ini Restoran di Bandung Patut Dikunjungi

Hari ini, Selasa 6 Oktober 2020, BMKG bersama dengan 24 negara lain serentak melakukan IOWave20, latihan mitigasi dan evakuasi dalam merespons sistem peringatan dini tsunami.

Kegiatan dua tahunan ini diselenggarakan oleh Inter-governmental Coordination Group-Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG-IOTWMS)-UNESCO.

Menurut Dwikorita hal tersebut perlu diwaspadai, karena sebagian besar tsunami yang terjadi di dunia dipicu oleh gempa bumi.

Oleh karena itu, perlu diperkuat sistem mitigasi gempabumi dan tsunami mengingat hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa bumi.

"Jadi intinya kita harus selalu waspada dan siap apabila sewaktu-waktu terjadi gempa bumi dan tsunami. Inilah yang membuat kita harus selalu berlatih agar kita terampil cekatan, tidak canggung, tidak panik, dan tahu apa yang harus dilakukan seandainya terjadi gempabumi dan tsunami," lanjutnya.Dwikorita menambahkan, Sistem Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini

Baca Juga: Najwa Shihab Putri Rizieq Shihab Tak Penuhi Undangan, Penyidik: akan Jadwalkan Ulang untuk Hal Itu

Tsunami telah dibangun di Indonesia sejak tahun 2008, dengan memasang ratusan jaringan sensor gempabumi yang diperkuat dengan Internet of Things (IoT), Super Computer dan Artificial Intelliget (AI), dan dilengkapi dengan Pemodelan Matematis untuk memantau kejadian gempabumi dan memprediksi Potensi Kejadian Tsunami sebagai akibat dari gempabumi tersebut.

Sistem Peringatan Dini ini dirancang terutama untuk mengantisipasi kejadian gempabumi Megathrust dengan skenario waktu kedatangan tsunami dalam waktu 20 menit.

"Latihan ini sangat tepat untuk melatih kecepatan kita dan menguji kecepatan kita dalam merespon peringatan dini, yang sekaligus juga menguji keandalan sistem peringatan dini tersebut."

"Apakah WRS New Generation yang baru dipasang bisa memberikan informasi yang cepat tepat dan akurat. Apakah sirine yang dipasang di wilayah rawan gempa dan tsunami dalam kondisi yang baik. Dan yang paling penting, apakah petugas di pemerintah daerah misal BPBD atau Pusdalop benar-benar sudah siaga 24 jam dalam menjalankan perintah evakuasi," imbuh Dwikorita.

Baca Juga: Jadwal MotoGP Portugal 2020, Valentino Rossi Terjatuh

"Untuk keberhasilan sistem ini dalam mencegah korban jiwa, kesiapan seluruh pihak baik di Pusat serta Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat dalam merespon Peringatan Dini untuk penyelamatan diri di daerah rawan perlu selalu ditingkatkan, melalui edukasi dan pelatihan ataupun gladi evakuasi, juga penyiapan peta, jalur dan tempat evakuasi yang memadai," tambah Dwikorita

Mengakhiri sambutannya, ia meminta peserta kegiatan IOWave20 untuk semangat dan fokus, sebagaimana diberitakan sebelumnya di PortalJember.com "Gawat! Potensi Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia Semakin Besar, BMKG Sudah Lakukan Persiapan Ini".

Dwikorita menegaskan peserta yang berperan sebagai Pelaku, Fasilitator, Observer dan Tim After Action Review (AAR) adalah kunci dari kesiapsiagaan bencana tsunami di Indonesia.

"Mari berpartisipasi dalam IOwave20 untuk membangun kesiapan menghadapi tsunami di masa pandemi," tutup Dwikorita.***(Yunia Permadani Putri E/PortalJember.com)

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler