Luarbiasa, UMKM Asal Tasikmalaya Ekspor Satu Kontainer Mendong ke Amerika Serikat Bulan Ini

2 September 2020, 13:14 WIB
Warga menjemur Mendong (Fimbristylis umbellaris) di areal persawahan desa Lebak, Grabag, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (5/3/2019). Mendong merupakan tanaman sejenis rumput bahan membuat tikar tradisonal dan kerajinan anyaman yang dijual dengan harga Rp40 ribu - Rp75 ribu per ikat tergantung ukuran panjang /Anis Efizudin/antara

POTENSI BISNIS – Pemulihan ekonomi dimasa pandemi nampaknya sudah dirasakan oleh pengrajin mendong asal Tasikmalaya.

Hal ini ditandai dengan dimulainya aktifitas ekspor kerajinan mendong asal Tasikmalaya.

Rumah produksi mendong di kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya ini bernama CV Mendong Jaya, memiliki kesempatan mengekspor produknya ke Amerika Serikat

Eza zainal muttaqin menyebutkan bahwa ekspor ke negeri “Paman Sam” ini merupakan yang pertama setelah pandemi menghantam bisnisnya.

Sejak awal tahun 2020 pandemi melanda, ternyata berpengaruh besar terhadap usahanya, pesanan ekspor terpaksa harus dibatalkan akibat pembatasan yang berlaku di Indonesia maupun di negara tujuan ekspor.

Baca Juga: Anda Gagal Dalam Bisnis? Mungkin Anda Memiliki 7 Sifat Pebisnis Gagal

"Break ekspor itu Maret-Juni, semua pesanan dibatalkan. Namun kita bertahan. Alhamdulillah ada jalannya, sekarang ekspor bisa jalan lagi," ujarnya, Selasa kemarin.

Bulan September 2020, rumah produksi binaan Bank Indonesia (BI) itu, mendapat pesanan kerajinan mendong berbentuk boks dari Amerika sebanyak satu kontainer atau sekira 5.000 set.

Pengiriminannya sendiri dilakukan secara bertahap, yaitu dengan mengirimkan sebanyak satu truk kerajinan mendong terlebih dahulu, sebagaimana dikutip potensibisnis.com dari pikiran-rakyat.com “Mendong Asal Tasikmalaya Sudah Diekspor ke Amerika Serikat, Kini Bangkit Setelah Dihantam Covid-19

Eje mengatakan, ekspor mendong ke Amerika dari tempatnya bukan sesuatu yang baru dalam bisnisnya, namun sudah dilakukan sejak sekira lima tahun terakhir. Setiap bulannya, ia mendapat pesanan sekira satu hingga dua kontainer dengan nilai sekira USD 30 ribu.

Ekspansi masih berlanjut bukan hanya ke Amerika, ekspor kerajinan mendong juga dilakukan ke negara lain seperti Inggris, Spanyol, dan Cina.

Namun, 90 persen ekspor mendong memiliki tujuan Amerika. Menurut Eje, produknya laris di luar negeri karena bahan baku mendong itu ramah lingkungan.

Baca Juga: Penjualan Produk Kebutuhan Rumah Tangga di Maketplace Alami Kenaikan saat Pandemi

Sebab, masyarakat luar negeri banyak yang sudah tak mau menggunakan bahan seperti plastik.

Ia mengatakan, pasar ekspor mendong masih sangat terbuka lebar. Selama ini, rumah produksinya juga masih belum bisa memenuhi permintaan ekspor.

"Sekarang kita baru 25 persen memenuhi permintaan dari amerika. Soalnya di sana jadi kebutuhan,"imbuhnya.

Namun, ia tak bisa berbuat banyak untuk memenuhi permintaan mendong itu.

Menurut dia, kendala utama untuk meningkatkan produksi mendong di tempatnya adalah masalah permodalan.

Kendati demikian, Eje mengaku akan terus bertahan di usaha produksi kerajinan mendong. Sebab, baginya mendong tidak hanya sekadar kerajinan, melainkan warisan dan ikon Tasikmalaya yang harus terus dijaga.

"Awalnya mendong hanya tikar, tapi kita berinovasi, menjadikan mendong sebagai kerajinan lainnya. Negara lain maju dengan industri teknologi dan otomotif, kita harus maju dengan hasil karya kita, yaitu kerajinan lokal kita," ungkapnya.

Baca Juga: Perlukah Membangun Jaringan Bisnis? Simaklah Beberapa Manfaatnya Berikut ini

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya, Heru Saptaji menyebutkan, terjadinya pandemi Covid-19 berdampak banyak pada perputaran ekonomi dunia.

Namun, adanya pandemi juga memiliki hikmah, yaitu memunculkan UMKM dan produk unggul dan tetap bertahan.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan BI Tasikmalaya kepada UMKM binaannya di wilayah Priangan Timur, pada masa awal pandemi Covid-19 terjadi penurunan produksi dan penjualan mencapai 50-75 persen.

Namun, sejak Juni 2020 mulai terjadi pemulihan produksi dan penjualan UMKM sekira 25-50 persen.

Heru menyebut, salah satu UMKM yang mampu bertahan adalah CV Mendong Jaya, yang saat ini mulai kembali melakukan ekspor ke Amerika Serikat.

"Artinya, upaya para UMKM untuk bertahan itu mulai membuahkan hasil," pungkasnya.***(Abdul Muhaemin/pikrian-rakyat.com)

 

 

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler