Kondisi Terkini Aung San Suu Kyi Sejak Kudeta Myanmar oleh Militer

31 Maret 2021, 21:10 WIB
Aung San Suu Kyi dalam kondisi baik, sejak Kudeta Myanmar oleh Militer. Itu disampaikan oleh pengacaranya setelah melakukan komunikasi vidio /Instagram.com/@aungsansuukyi9

POTENSI BISNIS – Aung San Suu Kyi tetap dalam kondisi baik di tengah kondisi kudeta yang dilakukan militer. 

Hal itu diketahui saat pertemuan melalui video pada Rabu 31 Maret 2021, menurut pengacaranya Min Min Soe.

Sejak militer merebut kekuasaannya, Aung San Suu Kyi ingin bertemu dengan pengacara secara langsung.

Baca Juga: Polda Jabar akan Perketat Keamanan Setelah Insiden Serangan di Mabes Polri

Ia tidak setuju untuk melakukan diskusi luas melalui video di hadapan polisi.

Dia pun menggambarkan kondisi dari Suu Kyi yang dia sebut Amay, mengacu pada istilah lokal yang berarti "ibunda" untuk menyebut Suu Kyi.

"Amay terlihat sehat, warna kulitnya bagus," kata Min Min Soe, dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Menag Yaqut Segera Siapkan Skenario Haji di Tengah Pandemi Covid-19

Suu Kyi hanya membahas kasus hukum yang dituduhkan kepadanya selama video tersebut berlangsung.

Diketahui, Aung Suu Kyi (75 tahun) ditangkap pada hari yang sama ketika militer melakukan kudeta pada 1 Februari 2021.

Ia menghadapi beberapa dakwaan, ialah seperti mengimpor enam radio genggam secara ilegal, melanggar protokol penanganan virus corona.

Selain itu, militer juga menuduhnya melakukan penyuapan menurut dua konferensi pers baru-baru ini.

Namun pengacara dari Suu Kyi mengatakan tuduhan itu mengada-ada dan menganggap tuduhan penyuapan sebagai lelucon.

Sidang berikutnya untuk kasus Suu Kyi akan dilaksanakan pada Kamis, 1 April 2021.

Sebelumnya, kudeta yang dilakukan Militer Myanmar yang juga disebut Tatmadaw ini karena mereka menganggap adanya penipuan besar-besaran dari pemilih selama pemilu pada November 2020 lalu.

Pada 26 Januari 2021, militer Myanmar pun merilis daftar tuduhan korupsi, dan mengenai kegagalan rezim Suu Kyi untuk menunda pemilu karena kasus penyebaran Covid-19.

Selama kudeta ini, mereka turut menahan para pemimpin terpilih.

Namun ternyata aksi kudeta militer Myanmar tidak didukung oleh banyak masyarakat sipil, yang justru merasa geram.

Sejak saati itu lah rentetan aksi demonstrasi massa yang menolak kudeta terus berlangsung di Myanmar.

Namun sayangnya aksi unjuk rasa ini kerap berakhir dengan aksi kekerasan oleh aparat yang menimbulkan korban dari masyarakat sipil.

Sebagai informasi, hinggas saat ini sebanyak 521 warga sipil tewas dalam unjuk rasa anti kudeta.

141 di antara korban jiwa itu meninggal dunia pada Sabtu 27 Maret 2021, dan disebut sebagai hari paling berdarah selama dua bulan kerusuhan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Selain itu, pertempuran juga terjadi antara tentara dan pemberontak etnis minoritas di daerah perbatasan.

Di mana membuat para pengungsi lari menyelamatkan diri dari kerusuhan, dengan mencari perlindungan di negara-negara tetangga.***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler