Menteri Edhy Tampar Bosnya Sendiri, Tamat Sudah Ambisi Prabowo Subianto Jadi Presiden

25 November 2020, 20:24 WIB
Menhan RI, Prabowo Subianto. /instagram.com/prabowo/

POTENSIBISNIS - Politisi Gerindra yang dikenal tukang kritik, Arief Poyuono menggambarkan secara gamblang dampak dari penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo.

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengatakan, OTT KPK terhadap Edhy Prabowo di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, akan berpengaruh terhadap elektabilitas Gerindra.

Lebih jauh, penangkapan Menteri Edhy adalah "tamparan keras" bagi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Baca Juga: Ali Mochtar Ngabalin Ungkap Ada Isyarat saat Penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo oleh KPK

Selain Edhy Prabowo dikenal sangat dekat dengan Prabowo, Ketum Gerindra itu juga paling kencang soal kampanye anti korupsi.

"Nah, dengan ditangkapnya Edhy Prabowo maka tamat sudah cita-cita Prabowo Subianto jadi presiden Indonesia. Serta akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Gerindra," kata Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, 25 November 2020.

Arief Poyuono mengatakan, jika Prabowo Subianto sudah berbusa-busa menyatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Mata Najwa Live Streaming Trans 7, Tema: Menteri Terjaring Lobster

Kini, anak buahnya sendiri ditangkap KPK atas dugaan korupsi di kementriannya.

"Ini pelajaran besar sekaligus tabokan besar bagi Prabowo sebagai bos besarnya Edhy Prabowo, bahwa ternyata mulut yang sudah berbusa-busa dengan mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat ternyata justru Edhy Prabowo anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama di era jokowi yang terkena operasi tangkap tangan oleh KPK," papar Arief.

Arief juga mengatakan, penangkapan Edhy Prabowo membuktikan kalau KPK betul-betul "engine"penangkap koruptor yang paling terbaik di Indonesia

Secara tegas, Arief Poyuono meminta masyarakat mendukung penuh KPK terkait kasus ini.

"Semua masyarakat harus mendukung KPK terkait penangkapan kader Gerindra terbaik itu," ucapnya.

Arief menuturkan, sejak awal seharusnya Prabowo Subianto yang katanya ingin Indonesia bersih dari KKN mengingatkan dan melarang para kadernya dan keluarganya untuk memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis.

"Contoh saja izin ekspor lobster banyak yang diberi izin kepada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga. Tapi Prabowo justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," ujar Arief seperti dilansirkan Antara.

Oleh karena itu, tambahnya, Prabowo Subianto harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya hingga berpotensi besar menghancurkan marwah partai.

Seperti diketahui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terkait dugaan korupsi penetapan izin ekspor baby lobster.

Firli mengatakan Edhy ditangkap tim KPK di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang saat kembali dari Honolulu, Amerika Serikat.

"Yang bersangkutan diduga terlibat korupsi dalam penetapan izin ekspor baby lobster," ucap Ketua KPK Firli Bahuri melalui keterangannya di Jakarta.***

 

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler