Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dan Maksud Diperingatinya

- 22 Oktober 2020, 16:16 WIB
Ucapan selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bulan Rabiul Awal 1442 H/2020.*
Ucapan selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bulan Rabiul Awal 1442 H/2020.* /PotensiBisnis.com/Pipin

Lalu sisa-sisa bangsawan Ubaidiyah keturunan Ubaidillah Al-Mahdi le ke Mesir, dan membangun kekuasaan politik. Sehingga mereka berhasil menguasai pusat pemerintahan kala itu.

Belajar dari pengalaman buruk di Tunisia, Dinasti Ubaid menempuh cara-cara kultural dengan membangun perguruan Al-Azhar sebagai pusat kaderisasi dai-dai Syiah Rafidhah untuk disebarkan ke wilayah Mesir.

Tak hanya itu, mereka pun berusaha membangun simpati rakyat Mesir dengan mengadakan berbagai perayaan keagamaan. Baik dari sisi dakwah, mereka menampakkan diri menyebarkan ajaran-ajaran Shufi (Tasawuf), yang lebih menitikberatkan pada kelembutan hari dan akhlak.

Ketika Shalahuddin mulai berkuasa di Mesir di bawah otoritas Dinasti Zanki dan Daulah Abbassiyah. Namun Shalahuddin tidak serta merta menghancurkan peradaban Syiah.

Dirinya menyadari bahwa peradaban Syiah di Mesir sudah berusia ratusan tahun.
Sehingga Sultan Shalahuddin secara perlahan merubah kurikulum ajaran Syiah, buku-buku dan simbol-simbol Syiah hingga ulama-ulama Syiah dari perguruna Al-Azhar seluruhnya diganti menjadi versi ahlus sunnah.

Selain itu, Sultan Shalahuddin tetap mempertahankan perayaan Maulid Nabi dan membersihkan perayaan-perayaan lain yang tak sesuai akidah ahlus sunnah.

Dalam hal ini ada proses kompromi beberapa teori hasil dari beberapa teori sejarah sebelumnya tanpa harus ada pertentangan. Maulid Nabi ini mulanya diadakan Dinasti Ubaid di Mesir.

Perayaan Maulid Nabi tersebut satu di antara sekian banyak perayaan yang dilakukan tak lebih untuk membangun citra dan juga mendapatkan dukungan rakyat Mesir. Sebab itu dilakukan secara terpaksa oleh Syiah Ubaidiyah yang sebelumnya dihancurkan oleh kaum Muslimin Tunisia.

Dengan kedatangan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi menguasai Mesir ini merupakan berkah bagi kaum Muslimin. Shalahuddin berjuang kera agar haluan akidah rakyat Mesir kembali ke pangkuan ahlus sunnah, dengan pendekatan-pendekatan kultural.

Kala itu pelaksanaan Maulid Nabi di Mesir mengundang ketertarikan Gubernur Irbil, Irak Muzhaffar Kukabri, hingga Sultan Shalahuddin menikahkan seorang laki-laki dengan saudara perempuannya Rabiah Khatun bintu Ayyub.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x