POTENSI BISNIS – Sebelum membaca doa qunut, alangkah baiknya anda mengetahui beberpa perbedaan pendapat mengenai doa ini menurut beberapa ulama.
Terdapat perbedaan pendapat dari kalangan ulama mengenai Qunut terutama dalam shalat Shubuh.
Dalam Islam terdapat empat Imam Madzab yaitu Madzab Syafi'i, Hambali, Hanafi, dan Maliki.
Baca Juga: Doa Qunut untuk Imam Masjid, Lengkap dengan Bacaan dan Terjemahnya
Berikut, pendapat mereka mengenai doa qunut:
Imam Syafii
Ulama-ulama yang menganut Mazhab Syafi’i berpendapat dalam sholat 5 waktu, hanya sholat subuh yang dapat digunakan untuk membaca doa qunut.
Selain itu, doa qunut witir boleh dibaca saat sholat witir yang dilakukan pada setengah yang terakhir saat bulan Ramadhan.
Selain itu, qunut juga berlaku ketika umat muslim terkena musibah.
Baca Juga: Tengah Terbaring di Rumah Sakit, Ustadz Yusuf Mansur : Minta Doa Buat Saya
Imam Hambali
Para ulama yang mengambil mazhab Hambali berpendapat doa qunut hanya berlaku pada sholat witir saja dan tidak berlaku pada sholat-sholat yang lainnya.
Selain itu, doa qunut ketika musibah melanda kecuali musibah penyakit.
Imam Hanafi
Ulama bermadzab Hanafi berpendapat lain, mereka berpendapat bahwa doa qunut hanya khusus dibaca ketika mengerjakan sholat witir.
Selain itu, tidak memberlakukan doa qunut pada sholat lainnya kecuali sholat subuh. Namun, sholat subuh yang dimaksud hanya ketika umat muslim terkena musibah saat itu.
Serta hanya boleh dibacakan oleh imam yang diaminkan oleh jamaah dan hal ini tidak berlaku ketika sholat sendirian.
Imam Maliki
Muslim yang bermadzab Maliki berpendapat bahwa doa qunut hanya berlaku ketika mengerjakan sholat subuh.
Sholat lain seperti witir tidak ditetapkan untuk membaca doa qunut.
Baca Juga: Libur Akhir Pekan Lembang Bandung Hujan Ringan, Berikut Prakiraan Cuaca pada Sabtu 5 September 2020
Doa qunut untuk munfarid bisa dibaca ketika sholat subuh secara munfarid (sendiri).
ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍﻫْﺪِﻧِﻰْ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﻫَﺪَﻳْﺖَ , ﻭَ ﻋَﺎﻓِﻨِﻰ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﻋَﺎﻓَﻴْﺖَ , ﻭَﺗَﻮَﻟَّﻨِﻰْ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﺗَﻮَﻟَّﻴْﺖَ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟِﻰْ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻋْﻄَﻴْﺖَ ,ﻭَﻗِﻨِﻲْ ﺷَﺮَّﻣَﺎ ﻗََﻀَﻴْﺖَ ،ﻓَﺎِ ﻧَّﻚَ ﺗَﻘْﻀِﻰْ ﻭَﻻَ ﻳُﻘْﻀَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻭَﺍِ ﻧَّﻪُ ﻻَ ﻳَﺬِﻝُّ ﻣَﻦْ ﻭَﺍﻟَﻴْﺖَ ,ﻭَﻻَ ﻳَﻌِﺰُّ ﻣَﻦْ ﻋَﺎﺩَﻳْﺖَ ﺗَﺒَﺎﺭَﻛْﺖَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻴْﺖَ
Allohummah dinii fiiman hadait, wa 'aafinii fiiman 'aafait, wa tawallanii fiiman tawallait, wa baariklii fiimaa a’thoit, wa qinii syarro maa qodloit, innaka taqdli wa laa yuqdlo 'alaik, wa innahu laa yadzillu maw waalait, wa laa ya’izzu man 'aadait, tabaarokta wa ta’aalait
Artinya :
“Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan sebagaimana orang yang Engkau lindungi, sayangilah aku sebagaimana orang yang telah Engkau sayangi, berikanlah berkah terhadap apapun yang telah Engkau berikan kepadaku. Jauhkanlah aku dari kejelekan yang telah Engkau takdirkan, sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan hukum dan tak ada orang yang memberikan hukuman kepada-Mu, sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina, dan tak akan mulia orang yang Engkau musuhi, Mahasuci Engkau, wahai Rabb kami Yang Maha Tinggi.”***