Network
POTENSI BISNIS - Momentum Idul Adha menjadi begitu bermakna bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Momen sedih, haru dan bahagia menjadi ciri khas setiap perayaan Idul Adha, betapa tidak seorang ayah diperintahkan menyembelih anaknya.
Namun, berkat keshalehan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail mereka rela untuk patuh terhadap perintah yang begitu dilematis tersebut.
Baca Juga: Daftar Link Download Twibbon Idul Adha Lengkap dengan Kata Bermakna untuk Keluarga hingga Sahabat
Suatu hari, Ibrahim sedang duduk lalu memanggil anaknya Ismail.
"Ya Ismail, sesungguhnya aku bermimpi menyembelihmu, kira-kira bagaimana pendapatmu?," kata Nabi Ibrahim.
Nabi Ismail pun menjawab pertanyaan Nabi Ibrhaim.
Wahai ayahku, kerjakan apa yang diperintahkan, temui aku sebagai orang yang sabar,"
Singkat cerita, mereka menuju lokasi yang ditunjukan dalam mimpi Nabi Ibrahim.
Tempatnya di antara Musdalifa dan Mina, di lokasi itu terdapat sebuah batu kecil penanda Ismail hendak disembelih.
Baca Juga: Jelang Idul Adha 2021: Berikut Tata Cara Sholat Idul Adha di Rumah Saat Pandemi Covid-19
Mereka akhirnya sampai di lokasi tersebut, namun setan terus menggodanya agar tidak jadi menyembelih Ismail.
Nabi Ibrahim melempar setan itu dengan tujuh kerikil
Kemudian mereka berjalan lagi kurang lebih 10 sampai 20 meter, setan terus menggoda agar tidak jadi menyembelih, Nabi Ibrahim lalu melempar lagi setan itu dengan tujuh batu, kemudian setan itu hilang.
Leher Ismail sudah siap dipenggal oleh Nabi Ibrahim, dengan berlinang air mata datanglah Jibril yang menahan pedang Nabi Ibrahim, dan Allah Berfirman, "Wahai Ibrahim kau telah mempercayai mimpimu, dan sungguh kami akan menggantikan anakmu itu dengan sembelihan domba yang besar,"
Demikian sejarah singkat hari raya Idul Adha, semoga bermanfaat.***
