Ini artinya, budidaya porang memerlukan waktu lebih lama ketimbang tanaman seperti padi, jagung, umbi-umbian, dan komoditas pertanian lainnya.
Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5 – 6 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan).
Sementara saat musim kemarau, pertumbuhannya terbilang lambat, bahkan terhenti.
Namun begitu, tanaman porang dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya, yang berarti petani tak harus mengeluarkan biaya untuk menanam kembali pasca-dipanen (budidaya porang).***