«أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ»؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: «إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ؛ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ»
“Maukah kalian kutunjukkan perkara yang dengannya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan (dosa), dan dengannya Allah akan mengangkat derajat-derajat?’ Mereka menjawab, ‘Ya, Ya Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Menyempurnakan wudhu` pada waktu-waktu yang tidak disukai (karena dinginnya), banyak langkah menuju masjid, dan menunggu (pelaksanaan waktu) shalat setelah (melaksanakan) shalat; maka itulah ribath.”
2. Jangan Tasybiq
Tasybiq adalah kegiatan memainkan jari jemari tangan bahkan hingga menimbulan bunyi.
Jalan dari tempat wudhu ke tempat sholat sangat tidak dianjurkan untuk melakukan kegiatan tasybiq, karena hal semacam itu dapat berpengaruh mengganggu kekhusyukan ketika nanti melaksanakan sholat.
Jika tasybiq saja tidak diperbolehkan, maka jangan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengganggu kekhusyukan sholat, seperti memainkan ponsel misalnya.
3. Sambung seruan Adzan
Adzan adalah waktu yang sangat mulia, pada saat adzan berkumandang pintu-pintu langit sedang terbuka. Maka disitulah salah satu waktu yang tepat untuk memanjatkan do`a.
Ketika adzan berkumandang maka sangat dianjurkan untuk menjawab seruannya secara pelan atau di dalam hati, karena hal tersebut dapat memberi dampak kekhusyuan saat melaksanakan shalat.
4. Mulut membaca, hati mengingat