Network
POTENSI BISNIS - Minuman merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari kita. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua minuman baik untuk kesehatan tubuh kita, terutama ginjal.
dr. Zaidul Akbar, penggagas Jurus Sehat Rasulullah (JSR), memperingatkan bahwa ada minuman yang dapat membahayakan ginjal jika dikonsumsi secara berlebihan.
Dalam salah satu ceramahnya yang diunggah oleh akun YouTube Bisikan.com, dr. Zaidul Akbar memberikan panduan tentang minum yang baik untuk tubuh.
Baca Juga: Gak Nyangka, Bagian Tubuh Ayam Bisa Bikin Wajah Glowing, Kata dr. Zaidul Akbar
Ia menjelaskan bahwa suhu tubuh manusia normalnya berkisar antara 35-37 derajat Celsius, dan ketika merasa haus dengan sensasi ingin minum yang dingin, sebenarnya itu menandakan adanya keringat di tubuh yang perlu dikeluarkan.
dr. Zaidul Akbar menyarankan agar dalam kondisi seperti itu, sebaiknya kita memilih untuk minum air hangat, bukan air dingin.
Minum air dingin atau es dalam kondisi seperti itu dapat menyebabkan kecanduan atau ketagihan, yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada ginjal.
Ketagihan minum air dingin atau es dapat menjadi masalah serius bagi kesehatan ginjal.
dr. Zaidul Akbar menjelaskan bahwa orang yang sering minum air dingin atau es berisiko mengalami masalah ginjal dalam jangka panjang.
“Jadi orang yang sering minum air dingin itu lama-lama ginjalnya bisa tergerus, bermasalah. Apalagi es,” kata dr. Zaidul Akbar.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan konsumsi minuman yang tepat untuk menjaga kesehatan ginjal kita.
dr. Zaidul Akbar juga mengingatkan bahwa air terbaik diminum pada suhu normal.
Meskipun ada hadis yang menyebutkan bahwa air dingin adalah yang terbaik, hal tersebut merujuk pada kondisi di daerah yang suhunya sangat panas, seperti Madinah dan Mekah.
Namun, kondisi suhu di Indonesia berbeda, sehingga minum air es ketika haus dapat berisiko bagi kesehatan ginjal.
“Dalam hadist dikatakan bahwa yang baik itu air dingin. Akan tetapi hadist tersebut disesuaikan dengan kondisi di Madinah, Mekah yang panasnya luar biasa,” ujarnya.
Ginjal memiliki peran penting dalam menyaring limbah dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika ginjal mengalami kerusakan, dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk gagal ginjal. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ginjal sangatlah penting.
Selain menghindari minuman dingin, ada beberapa langkah lain yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan ginjal.
Baca Juga: Ajaib, dr. Zaidul Akbar Ungkap Cara Turunkan Berat Badan 20 Kg dalam Sekejap
dr. Zaidul Akbar menekankan pentingnya menjaga asupan cairan yang cukup, mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Menurut dr. Zaidul Akbar, seseorang harus minum sesuai dengan kondisi tubuhnya saat itu. Maka dari itu, penting untuk memahami bahwa minuman yang kita konsumsi dapat berpengaruh pada kesehatan ginjal.
dr. Zaidul Akbar merekomendasikan untuk menjaga suhu tubuh yang normal dengan mengonsumsi air hangat ketika merasa haus, terutama jika sedang berkeringat.
Perlu diingat bahwa ginjal adalah organ vital yang memainkan peran penting dalam membuang limbah dari tubuh dan menjaga keseimbangan cairan.
Jika ginjal mengalami kerusakan akibat kebiasaan minum yang tidak sehat, maka kesehatan secara keseluruhan juga dapat terpengaruh.
Dalam rangka menjaga kesehatan ginjal, penting bagi kita untuk menghindari minuman yang dapat merusak ginjal, terutama yang dingin atau es.
Memahami panduan yang disampaikan oleh dr. Zaidul Akbar, kita dapat membuat pilihan yang lebih baik dalam hal minuman yang dikonsumsi.
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Ungkap Cara Mengatasi BAB Berdarah Karena Wasir Secara Herbal: Cukup Dioleskan...
Dengan menjaga pola minum yang sehat dan memperhatikan suhu tubuh, kita dapat melindungi ginjal kita dan mencegah masalah kesehatan yang serius di masa depan.
Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan informasi yang diberikan dalam ceramah dr. Zaidul Akbar dan bukan sebagai pengganti nasihat medis langsung. Untuk informasi dan saran medis yang lebih akurat, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis yang kompeten.***
