POTENSI BISNIS – Makhluk hidup terutama manusia sejatinya membutuhkan makanan untuk bertahan hidup.
Manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan energi dan berbagai zat penting yang diperlukan tubuh.
Kesehatan tubuh tentu sangat berhubungan erat dengan sesuatu yang kita makan.
Tubuh kita memerlukan makanan sehat yang memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang lengkap.
Banyak beragam pilihan makanan yang dapat kita konsumsi agar aktivitas berjalan lancar.
Bahkan cenderung tidak memedulikan nilai gizi yang terkandung di dalamnya.
Sehingga ada kalanya makanan yang kita makan justru malah membuat kita lemas.
Padahal sejatinya makanan yang kita makan akan menjadikan tubuh kita bertenaga dan sehat.
Lantas benarkan ada makanan yang justru malah membuat tubuh kita lemas, bahkan bisa menimbulkan penyakit?
Dokter Zaidul Akbar dalam unggahan di YouTube dr. Zaidul Akbar Official, mengibaratkan tubuh kita adalah sebuah mobil Ferari.
Di mana mobil mahal tersebut di desain dengan spesifikasi mesinnya menggunakan bahan bakar oktan tinggi sehingga bisa melaju dengan cepat.
Tetapi jika mobil tersebut diberi bahan bakar dengan oktan rendah, maka akan bermasalah seperti tidak bisa distater, atau bermasalah pada radiatornya.
“Saya analogikan tubuh kita saat diberi bahan bakar atau makanan masuk ke tubuh sudah tidak ada, katakanlah diperlukan oleh tubuh, bahkan tidak cocok, tidak sesuai, tubuh kita ngeluh seperti mobil tadi,” kata dr Zaidul Akbar dikutip PotensiBisnis.com dari YouTube dr. Zaidul Akbar Official, 17 September 2021.
Makanan sejatinya adalah bahan bakar atau energi untuk tubuh.
Ketika seseorang dalam keadaan lapar kemudian makan, harusnya orang tersebut semakin berenergi atau bersemangat, serta memiliki kekuatan untuk melakukan aktivitasnya.
Namun dr Zaidul Akbar mengungkapkan jika ada makanan dengan kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, jika dimakan justru membuat orang itu kemas, mengantuk, dan tidak ada semangat beraktivitas.
“Berarti yang dimasukkan tadi tidak pas, tidak cocok, tidak sesuai, dan tidak dibutuhkan tubuh,” kata dr Zaidul Akbar.
“Contoh, sebutlah nasi goreng yang kita tahu bahannya adalah karbohidrat dan lemak. Bukan saya melarang makan nasi goreng, tetapi kita coba memperbaiki makanan yang kita makan, karena tubuh kita di desain, jika ibarat kalau alat, hadware benar, software benar, bisa memperbaiki diri sendiri,” sambungnya.
Dr Zaidul Akbar pun mengingatkan agar kita jangan sampai tidak mengontrol makanan yang dimakan oleh tubuh.
“Ini perlu kita pahami dulu supaya tidak kebablasan, bukan saya melarang makan nasi goreng, silakan saja. Tetapi itu bukan bahan bakar, bukan asupan energi yang cocok untuk tubuh kita jika terus menerus dimakan,” kata dr Zaidul Akbar.
“Makanan akan menentukan masa depan kesehatan. Tubuh bisa memperbaiki diri sendiri, jika bahan bakunya tepat, jika bahan bakunya tidak tepat otomatis akan banyak masalah di badannya,” tutup dr Zaidul Akbar.***