Tubuh memproduksi jumlah yang lebih besar dari bahan kimia kortisol, epinefrin, dan norepinefrin.
Ini memicu reaksi fisik berikut, peningkatan tekanan darah, peningkatan kesiapan otot, berkeringat dan kewaspadaan.
Semua faktor ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk merespons situasi yang berpotensi berbahaya atau menantang.
Norepinefrin dan epinefrin juga menyebabkan detak jantung lebih cepat.
Stres memperlambat beberapa fungsi tubuh normal, seperti yang dilakukan sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.
Tubuh kemudian dapat memusatkan sumber dayanya pada pernapasan, aliran darah, kewaspadaan, dan persiapan otot untuk penggunaan mendadak.
Kondisi tubuh pastinya akan berubah selama reaksi stres terjadi, seperti:
Tekanan darah dan nadi meningkat, pernapasan mempercepat, sistem pencernaan melambat, aktivitas imun menurun otot menjadi lebih tegang, kantuk berkurang karena tingkat kewaspadaan yang tinggi.