Pandemi Covid-19 di Indonesia Belum Usai, Ini Perbedaan Sesak Nafas Biasa dan Terinfeksi Corona Perlu Tahu

- 3 Maret 2021, 09:47 WIB
Ilustrasi sesak nafas
Ilustrasi sesak nafas /Pixabay/Clker-Free-Vector-Images

POTENSI BISNIS - Pandemi virus corona desease (Covid-19), yang hingga saat ini masih melanda di dunia temasuk Indonesia.

Bahkan tak sedikit, pasien mengalami penambahan setiap harinya hingga korban yang meninggal dunia akibat Covid-19 tersebut.

Berdasarkan data situs Covid19.go.id, jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 1.347.026 orang.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling 3 Maret 2021 untuk DKI Jakarta, Bekasi, Depok, dan Tangerang

Hal tersebut, terhitung saat diumumkannya kasus pasien covid-19 pertama di Indonesia pada bulan Maret 2020. 

Angka ini didapat karena penambahan pasien positif harian dalam 24 jam mencapai 5.712 orang.

Sementara membedakan gejala Covid-19 dan bukan itu masih menjadi penanganan pihak ahlinya.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini 3 Maret 2021: Aftermath di Bioskop Trans TV, ANTV, Net TV, dan SCTV

Satu diantaranya, asma merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan dengan memberikan gejala sesak nafas.

Namun bukan hanya asma, salah satu gejala yang timbul akibat terinfeksi virus covid-19 juga adalah sesak nafas Karena menyerang saluran pernafasan.

Lalu apa perbedaan sesak nafas akibat terserang penyakit asma dengan sesak nafas akibat terinfeksi virus covid-19 ?

Baca Juga: Regulasi Vaksinasi WNA di Indonesia Terganjal, Shin Tae-yong: Tidak Ada Masalah

Yayasan Asma dan Alergi Amerika Serikat (Asthma and Allergy Foundation of America /AAFA) mengatakan memang terdapat beberapa gejala serupa di antara penyakit pernapasan ini. 

Menurut bagan yang dibagikan AAFA melalui laman resminya, dikutip pada Rabu, lama gejala sesak nafas bagi pengidap asma bisa berlangsung dalam jangka waktu singkat hingga berjam-jam.

Sementara, sesak nafas karena virus corona (ringan hingga sedang) mencapai 7-25 hari.

Mereka yang terserang penyakit asma memberikan gejala selain sesak nafas yaitu batu dan menggigil.

Sedangkan yang terinfeksi kasus covid-19 jarang menimbulkan gejala sesak nafas namun lebih ke sakit kepala, meriang, tidak enak badan, demam, nyeri pada sendi, hingga kehilangan indera penciuman.

Data AAFA per 27 Januari 2021 tidak menunjukkan peningkatan risiko infeksi Covid-19 atau keparahan penyakit Covid-19 pada orang dengan asma, dikutip dari ANTARA. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebelumnya mereka mencantumkan bahwa penyakit asma dari yang sedang hingga parah sebagai salah satu faktor resiko mungkin untuk kasus covid-19 yang parah.

Walaupun ada beberapa penelitian juga yang beranggapan bahwa penyakit asma ini bukalah sebagai salah satu faktor resiko yang berat.

AAFA mengatakan bahwa penderita asma dimungkinkan untuk tertular virus corona dan flu pada saat yang bersamaan. Vaksinasi flu tersedia secara luas sekarang. 

Maka dengan itu para pengidap penyakit asma harus tetap berhati-hati jika. ketika semua jenis penyakit pernapasan menyebar di lingkungan mereka.

Seperti penyakit flu yang menyerah pengidap asma, walaupun telah diberikan vaksin flu dibutuhkan sekitar dua minggu bagi tubuh untuk membangun kekebalan terhadap flu.

AAFA juga mengigatkan, vaksinasi flu tidak akan melindungi Kita dari Covid-19.

Para penyakit asma harus tetap menjaga diri dengan mengkonsumsi obat asma yang diresepkan oleh dokter.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah