Ada Kasus di Malaysia, Kemenkes Waspadai Potensi Penyebaran Virus Nipah Ke Indonesia

- 27 Januari 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi babi penyebab virus nipah
Ilustrasi babi penyebab virus nipah //Pexels/Matthias Zomer

Sebagai upaya dalam mengantisipasi untuk mencegah penularan virus itu, pemerintah berupaya mencegah perdagangan ternak babi ilegal dari daerah yang terinfeksi.

Selain itu, pemerintah juga melakukan prosedur pengetatan ekspor dan impor komoditas babi dan produk antara Indonesia dan Malaysia.

Virus Nipah ini pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti senior di Red Cross Emerging Infectious Disease-Health Science Centre di Thailand, Supaporn Wacharapluesadee.

"Kehadiran virus ini sangat mengkhawatirkan, karena belum ada obatnya jika tertular ke manusia. Untuk tingkat kematiannya sangat tinggi, sekitar 40-75% sesuai dengan lokasi penyebarannya," tutur Wacharapluesadee.

Baca Juga: Usai Sertijab Kapolri Dilaksanakan, Idham Azis Beri Kepercayaan Kepada Listyo Sigit

Sementara itu, terdpat berbagai macam faktor yang menjadikan virus Nipah berbahaya dan dapat mengancam masyarakat.

Mulai dari proses inkubasi yang cukup lama sekitar 45 hari, selanjutnya menularkan melalui kontak secara langsung dan makanan, hingga mampu menginfeksi jenis hewan lainnya.

Terdapat berbagai gejala yang akan dialami jika terpapar virus Nipah ini  diantaranya, masalah pernapasan seperti sakit tenggorokan dan batuk, lesu, hingga yang paling fatal terjadinya pembengkakan pada otak yang bisa menyebabkan kematian.***

Halaman:

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah