Network
Dalam keputusasaan dan penyesalannya, Indra mencoba meminta maaf. Ia berusaha menjelaskan alasan di balik tindakannya yang gegabah.
"Demi Allah, bu, saya hanya ingin tahu kebenaran. Saya ingin tahu apakah saya benar-benar anak Hartawan atau bukan. Saya ingin mengisi kekosongan yang selalu ada dalam diri saya," ucap Indra di antara tangisannya.
Mama Rosa dan Aldebaran terdiam. Mereka melihat keputusasaan yang menggelayuti Indra. Meskipun terluka oleh pengkhianatan ini, mereka menyadari bahwa di balik tindakan Indra yang salah itu ada rasa hampa dan kebingungan yang mendalam.
Dalam pelukan yang penuh haru, Mama Rosa merasakan hatinya luluh. Rasa iba dan cinta sebagai seorang ibu meluap dalam dirinya. Ia merasa terpanggil untuk memberikan pengertian dan mendengarkan cerita Indra.
"Bukanlah dengan cara seperti ini, Nak. Kita harus mencari jalan lain untuk menemukan kebenaran. Kita harus membangun kepercayaan, bukan menghancurkannya," ujar Mama Rosa sambil mengusap lembut punggung Indra.
Perlahan, suasana tegang mulai mereda. Indra dan Mama Rosa saling memandang dengan rasa haru dan kelembutan yang terpancar dari mata mereka. Indra merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tak tergantikan dari ibu angkatnya.
"Mama Rosa, Maafkanlah aku atas kebodohanku. Aku merasa begitu terasing dan ingin mencari identitasku. Namun, aku menyadari bahwa caraku yang salah telah melukai kalian semua," ucap Indra dengan suara yang terbata-bata.
Mama Rosa menggenggam tangan Indra dengan penuh kelembutan. Wajahnya dipenuhi oleh cahaya pengampunan.
"Indra, kita adalah keluarga. Kita saling mencintai dan mendukung satu sama lain. Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama. Aku memaafkanmu, Nak. Mari kita belajar dari kesalahan ini dan memperbaiki hubungan kita," kata Mama Rosa dengan suara yang penuh kasih.
