Keinginan untuk menjadi bagian dari kekayaan Hartawan telah memenuhi pikirannya.
Namun, saat Indra membuka hasil tes DNA, raut wajahnya berubah drastis. Kepalanya terasa berat dan tubuhnya lemas. Air mata mengalir tak terbendung. Hatinya hancur saat melihat hasilnya adalah negatif. Impiannya hancur berkeping-keping.
Ia bukanlah anak biologis Hartawan. Semua harapan untuk kehidupan yang lebih baik sirna dalam sekejap.
Keesokan harinya, Indra tampak seperti bayangan di Pondok Pelita. Wajahnya muram dan hatinya terluka. Ia memegang erat surat hasil tes DNA yang mampu menghancurkan hidupnya.
Indra masih terus berusaha meyakinkan dirinya bahwa hasil itu mungkin saja salah. Namun, keraguan dalam hatinya semakin menguat.
Tiba-tiba, Indra merasakan dorongan kuat untuk pergi ke toilet. Dalam kebingungannya, ia tanpa sadar menjatuhkan hasil tes DNA tersebut. Sebuah kejadian kecil yang tak disangkanya. Indra yang terburu-buru meninggalkan tempat itu tak menyadari bahwa takdir sedang memainkan perannya.
Saat itu, di taman yang indah, Mama Rosa berjalan-jalan sejenak. Ia merasa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Mama Rosa memutuskan untuk memanggil Indra untuk berbicara.
Namun, apa yang terjadi membuatnya terkejut. Ia menemukan selembar kertas tergeletak di antara rerumputan hijau. Mama Rosa mengambilnya dan membacanya dengan seksama.