Raut wajahnya berubah seketika. Mata Mama Rosa memancarkan keheranan dan kebingungan. Ternyata, hasil tes DNA dari laboratorium lembaga hexagonal tertulis di dalam kertas itu.
Ia tak dapat menahan gejolak perasaannya. Siapa yang berani melakukan tes DNA ini? Mama Rosa berusaha menghubungkan semua kejadian yang terjadi.
Tak lama kemudian, Mama Rosa mendengar langkah kaki yang mendekatinya. Ia tahu bahwa itu adalah Indra. Mama Rosa ingin segera menghadapinya dan menanyakan apa yang sedang terjadi.
Namun, sebelum Mama Rosa sempat bertemu dengan Indra, hatinya hancur oleh kebenaran yang telah terbongkar di hadapannya. Hasil tes DNA yang ia temukan membuktikan bahwa Indra telah diam-diam melakukan tes dengan menggunakan sampel dari Hartawan. Semua ini terjadi tanpa sepengetahuannya.
Tangis tersedu-sedu keluar dari bibir Mama Rosa yang gemetar. Kekecewaan, kemarahan, dan rasa dikhianati menyelimuti hatinya.
Ia tak sanggup memahami alasan di balik tindakan Indra yang begitu ceroboh dan egois. Semua yang telah Mama Rosa lakukan untuk keluarga ini, kini terasa sia-sia.
Dalam keadaan yang penuh emosi, Mama Rosa menyadari bahwa Aldebaran, suaminya, perlu mengetahui hal ini. Bagaimana bisa Indra berani melakukan sesuatu yang sebegitu kejamnya? Mama Rosa merasakan api kemarahan membara dalam dirinya. Ia ingin mempertanggungjawabkan Indra atas perbuatannya.
Ketika Aldebaran mendengar berita ini, amarah memenuhi seluruh tubuhnya. Hatinya terbakar oleh kekecewaan dan pengkhianatan yang tak terduga. Indra, yang dianggap seperti adik sendiri, telah mengkhianati kepercayaan mereka dengan cara yang tak termaafkan.
Indra yang berlutut di hadapan mereka, menangis tersedu-sedu. Ia merasa seperti seorang pecundang yang telah merusak segalanya.