Marsha, dengan tangisan haru di matanya, bersumpah bahwa ia akan mengorbankan segalanya demi melindungi Namira. Keduanya menguatkan ikatan persaudaraan mereka yang baru terbentuk, sambil berjanji untuk saling melindungi di tengah badai kehidupan yang belum usai.
Setelah momen yang mendebarkan itu, Marsha menghubungi Aldebaran, seorang sahabat yang selalu setia. Suara cemasnya memohon bantuan. Namun, ketika Rendy, teman dekat Aldebaran, mendengarnya, kecurigaannya muncul.
Rendy dengan tegas menyampaikan keraguannya kepada Aldebaran, mengingatkan bahwa panggilan dari Marsha bisa jadi jebakan berbahaya.
Aldebaran sendiri bingung. Ia merasakan sesuatu yang berbeda, suatu dorongan firasat yang mengatakan bahwa Marsha benar-benar membutuhkan pertolongan. Tetapi tiba-tiba, panggilan terputus.
Kejadian itu membuat hati Aldebaran berdebar kencang, kekhawatiran menghantuinya. Tanpa ragu lagi, Aldebaran memutuskan untuk bertindak.
Ternyata, kekhawatiran Aldebaran tidak salah. Marsha, tanpa ampun, dipukul dari belakang oleh Juno hingga pingsan.
Namira, yang menyaksikan kejadian mengerikan itu, menjerit histeris melihat kakak tewas tepat di hadapanya.
Namira harus menelan pil pahit jika ternyata Marsha meninggal dunia di pelukanya.