Ekonom Sebut Industri Keuangan Syariah RI Berpotensi Bakal Berkembang Pesat di Masa Depan

- 11 Juli 2023, 21:00 WIB
Bank Syariah Indonesia
Bank Syariah Indonesia /

POTENSI BISNIS - Industri keuangan syariah Indonesia memiliki peluang besar untuk terus tumbuh, demikian menurut Ebi Junaidi, seorang ekonom dari Samudera Indonesia Corporate University.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat mendorong perkembangan keuangan syariah di Indonesia.

Pertama-tama, Ebi menjelaskan bahwa karakteristik unik dari keuangan islam harus tercermin dengan efektif dalam kontrak keuangan yang menentukan hak dan kewajiban keuangan.

Baca Juga: Puan Maharani dan Anies Baswedan Sepakat untuk Jalin Silaturahmi Menjelang Pemilu 2024

“Kami mencoba untuk melihat industri keuangan syariah Indonesia, untuk di top ten countries, kita masih berada di nomor tujuh, dan untuk dibandingkan dengan negara tetangga kita itu, kita masih harus berusaha 5,2 kali lipat,” kata Ebi dalam acara dipantau secara daring di Jakarta, Selasa 11 Juli 2023 dikutip dari ANTARA.

Ini menjadi faktor penting dalam membangun fondasi yang kuat bagi industri keuangan syariah.

Selain itu, aspek keberlanjutan (sustainability) juga diperlukan dalam industri keuangan syariah.

Ebi menekankan perlunya penyempurnaan kerangka hukum dan peraturan yang dapat memfasilitasi pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini.

Baca Juga: Puan Maharani dan Anies Baswedan Sepakat untuk Jalin Silaturahmi Menjelang Pemilu 2024

Selanjutnya, peningkatan literasi keuangan syariah menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Ebi menyoroti bahwa kesadaran tentang reputasi dan sikap terhadap perbankan syariah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan jasa perbankan tersebut.

Dengan meningkatkan literasi keuangan syariah, masyarakat akan lebih memahami dan memanfaatkan produk dan layanan yang ditawarkan oleh industri ini.

Tidak hanya itu, peningkatan kualitas layanan juga menjadi faktor penting dalam menilai kepuasan pelanggan di sektor keuangan syariah. Ebi menjelaskan bahwa kepatuhan, jaminan, keandalan, empati, dan responsif merupakan elemen-elemen yang perlu diperhatikan agar layanan keuangan syariah dapat memenuhi harapan pelanggan.

Faktor religiusitas dan sosial juga memiliki peran yang signifikan dalam menggunakan layanan perbankan syariah.

Ebi menyebutkan bahwa sikap konsumen dalam memilih layanan keuangan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor ini.

Ebi juga memperhatikan potensi industri keuangan syariah di Indonesia secara keseluruhan. Menurut data Islamic Finance Assets 2020, Indonesia menempati peringkat ketujuh dalam pasar industri syariah dengan nilai pasar sebesar 119,5 miliar dolar AS.

Baca Juga: Fix Aldebaran Pakai Baju Orange, Misi Mario Penjarakan Mas Al Sukses di Sinetron Ikatan Cinta 11 Juli 2023

Namun demikian, Ebi menekankan bahwa Indonesia masih belum menjadi produsen utama di pasar ini, meskipun memiliki peluang yang besar.

Di tingkat global, industri keuangan syariah masih didominasi oleh sektor perbankan, dengan kontribusi total sebesar 2.104,10 miliar dolar AS. Sukuk juga merupakan instrumen keuangan yang berperan penting, dengan kontribusi sebesar 775,7 miliar dolar AS.

Selain itu, aset dana Islami memiliki nilai kontribusi sebesar 154,6 miliar dolar AS, dan takaful sebesar 24,3 miliar dolar AS.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut dan memanfaatkan potensi yang ada, industri keuangan syariah di Indonesia memiliki peluang besar untuk terus tumbuh dan berkembang di masa depan.***

Editor: Rahman Agussalim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah