Papers mengklaim jika platform tersebut menempatkan keuntungan perusahaan di atas keamanan pengguna.
The New York Times, The Washington Post, dan Wired termasuk di antara media yang sekarang telah menerima akses ke dokumen tersebut.
Baca Juga: Gawat! Big Bos Temui Iqbal Bicarakan Rencana Besar, Keluarga Alfahri Terancam: Ikatan Cinta Hari Ini
Haugen juga bersaksi di hadapan anggota parlemen Inggris dengan kembali menegaskan, jika perusahaan menempatkan keuntungan di atas kepentingan dan keselamatan pengguna.
“Facebook tidak mau menerima bahkan sedikit keuntungan yang dikorbankan untuk keselamatan, dan itu tidak dapat diterima,” Kat Haugen kepada anggota parlemen.
Haugen juga mengatakan, konten yang berisi kemarahan atau kebencian merupakan cara termudah untuk mengembangkan platform media sosial.
Menurut laporan baru The Washington Post mengatakan, CEO Mark Zuckerberg tunduk pada sensor negara di Vietnam serta mencatat platform tersebut yang mengizinkan ujaran kebencian berkembang didorong oleh masalah moderasi konten di negara yang tidak berbahasa Inggris.
Laporan tersebut juga menyampaikan, jika perusahaan mengetahui algoritmenya dapat memicu polarisasi beracun secara daring.
Senator AS Richard Blumenthal mengatakan, pendapatan para pemimpin Facebook seringkali tak sesuai dengan yang seharusnya.