Baca Juga: Liga 1 2021: Tatap Seri Kedua, Persib Bandung Tak Pikirkan Lawan
Selain itu, IMF menilai adanya iming-iming keuntungan besar dalam jangka waktu pendek membuat investor sangat bersemangat untuk menyelami seluk beluk mata uang kripto.
Namun, IMF mengkau tingkat adopsi kripto yang tepat di negara berkembang memang sulit untuk diukur secara akurat.
Musababnya, beberapa faktor seperti kredibiltas bank sentral yang rendah dan sistem perbankan domestik yang masih lemah bisa memicu krisis moneter akibat "dolarisasi" pun berkontribusi terhadap pertumbuhan penggunaan mata uang kripto.
Baca Juga: Cek Peruntungan Shio Hari Ini 8 Oktober 2021: Shio Babi Hati-Hati ada Risiko Kecelakaan
Dolarisasi merupakan kondisi terpuruknya mata uang domestik akibat mengacu kepada mata uang asing--biasanya mata uang dolar AS. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya inflasi tingga atau ketidakstabilan mata uang domestik.
"Dolarisasi dapat menghambat implementasi efektif kebijakan moneter bank sentral dan menyebabkan risiko stabilitas keuangan melalui ketidaksesuaian mata uang di neraca bank, perusahaan, dan rumah tangga," ujarnya.
IMF pun mengatakan "Kriptiosasi"pun bisa menjadi ancaman nyata bagi kebijakan fiskal. Di antaranya dengan cara menggunakan aset digital sebagai sarana untuk menghindar dari kewajiban pajak.