Ini Penyebab Mogok Produksi Perajin Tahu dan Tempe hingga Langka di Pasaran

- 3 Januari 2021, 17:00 WIB
 Ilustrasi Kedelai.
Ilustrasi Kedelai. / unsplash.com/Thomas Kinto

POTENSIBISNIS - Satu di antara perajin tahu dan tempe asal Kampung Andir, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, H. Ayi Kurnia.

Mengaku, dirinya merasa dirugikan dengan berhenti berproduksi sejak Jumat, 1 Januari 2021 sampai hari ini, pada Minggu, 3 Januari 2021.

Alasan tersebut, seiring aksi mogok produksi tahu dan tempe bersamaan dengan adanya instruksi Dewan Koperasi Indonesia.

Baca Juga: Menperin Optimistis Ekonomi Indonesia akan Tumbuh 5,5 Persen Tahun 2021

Selama empat hari, untuk mogok produksi tahu dan tempe dengan menggunakan bahan baku kacang kedelai.

"Jelas kami perajin kecil harus mengikuti instruksi dari Dekopinda Jakarta Pusat. Padahal secara logika, dengan kondisi harga kacang kedelai yang melambung, yaitu dari Rp 6.800/kg ke Rp 9.000/kg, kami sebagai perajin tempe tinggal mengubah takaran atau menaikkan harga jual," kata Ayi kepada wartawan, pada Minggu, 3 Januari 2021.

Dirinya mengatakan, instruksi mogok produksi tahu dan tempe itu mulai dari tanggal 1 - 4 Januari 2021.

Baca Juga: Teten Menyesal Ada Rencana yang Belum Terwujud Bersama Subiakto

Sehingga, kata Ayi, untuk kembali berjualan bisa dilaksanakan hari Senin 4 Januari, dikarenakan proses produksi atau pembuatan tempe itu selama dua sampai tiga hari.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah