Wapres Ma’ruf Amin Soroti Lulusan Ekonomi Syariah Tak Siap Pakai, Fakta Ini Justru yang Terungkap

- 30 Desember 2020, 07:05 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. /ANTARA/Gita Pratiwi/Pikiran-Rakyat.com

POTENSIBISNIS - Wakil Presiden, Ma’ruf Amin menilai, mayoritas lulusan program studi ekonomi syariah di berbagai perguruan tinggi Indonesia tidak siap pakai dalam industri perbankan dan keuangan syariah.

Padahal, kata Ma’ruf Amin sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci penting dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.

"Mereka yang lulus dari pendidikan tinggi dengan program studi ekonomi dan keuangan syariah, kebanyakan tidak siap pakai karena tidak memiliki kompetensi sesuai," kata Wapres, Ma’ruf Amin dalam diskusi daring Sharia Business and Academic Synergy (SBAS) pada Selasa, 29 Desember 2020.

Baca Juga: Fakta Menarik! Kesembuhan Covid-19 Jabar Meningkat hingga Ridwan Kamil Minta 67 Juta Dosis Vaksin

Wapres menilai, mayoritas lulusan program studi ekonomi syariah di berbagai perguruan tinggi Indonesia tidak siap pakai dalam industri perbankan dan keuangan syariah.

Sehingga, lanjut dia, hal tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi syariah.

"Atau dalam bahasa yang lebih populer itu tidak terjadi link and match yang kuat antara perguruan tinggi dan industri," tambahnya.

Baca Juga: 4 Fakta Mengejutkan di Balik Video 19 Detik Milik Gisella Anastasia dan MYD

Jumlah program studi terkait ekonomi dan keuangan syariah sebenarnya cukup banyak.

Dilansir dari berita prbandungraya.pikiran-rakyat.com berjudul "Lulusan Ekonomi Syariah di Indonesia Disebut Tak Layak Pakai, Wapres Ungkap Fakta Ini", namun, kata Ma’ruf Amin hanya sebagian kecil di antaranya yang sudah terakreditasi.

"Dari sekitar 800 program studi ekonomi dan keuangan syariah, baru sebagian kecil program studi yang terakreditasi dan banyak yang sama sekali belum terakreditasi," tambahnya.

Menurut data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tahun 2018, hanya 10 prodi ekonomi syariah yang telah mendapat Akreditasi A, sementara 99 prodi serupa di perguruan tinggi lain terakreditasi B dan 98 lagi terakreditasi C.

Baca Juga: Bansos akan Disalurkan Januari 2020, Begini Penjelasan Presiden Jokowi

Selain itu, Ma’ruf Amin juga menyayangkan jumlah lembaga sertifikasi dan tenaga ahli ekonomi syariah yang masih sangat sedikit di Indonesia.

"Jumlah lulusan tenaga ahli yang tersertifikasi baru sebanyak 231 orang berdasarkan data dari Lembaga Sertifikasi Profesi Keuangan Syariah tahun 2018," jelasnya.

Sementara itu, dari segi proporsi lulusan program ekonomi dan keuangan syariah, baru sekitar 10 persen lulusan prodi ekonomi syariah yang bekerja sesuai dengan pendidikannya.

"Sisanya adalah SDM dengan pendidikan ekonomi konvensional yang menerima pelatihan terkait perbankan syariah," katanya.

Oleh karena itu, Wapres berharap Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia dapat mencari solusi untuk mengakomodasi para lulusan prodi ekonomi dan keuangan syairah tersebut agar dapat berkualitas dan mendorong keberlangsungan industri syariah.

"Saya harapkan agar IAEI melalui forum ini dapat membantu mendiskusikan dan memberikan rekomendasi sesuai dengan kebutuhan dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air," ujarnya.***prbandungraya.pikiran-rakyat.com/Rizki Laelani

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: PR Bandung Raya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah