Potensi Bisnis Lebah Madu Kaliandra: Minim Modalnya, Banyak Manfaat dan Bisa Jadi Sumber Penghasilan

- 23 November 2020, 21:24 WIB
Hasil madu kaliandra yang siap jual.
Hasil madu kaliandra yang siap jual. /PotensiBisnis.com/

POTENSIBISNIS - Membuka peluang bisnis yang prospek dan menjanjikan saat situasi Pandemi Covid-19 bisa dibilang gampang-gampang susah.

Namun, jika berkumpul dengan pengusaha yang memiliki insting bisnis, ide-ide pengembangan usaha bisa muncul begitu saja.

Pengalaman para pebisnis akan membimbing kita pada satu tujuan, tentang apa yang bisa menjadi potensi bisnis.

Baca Juga: UPDATE: Sebaran Virus Covid-19  di Indonesia Tembus 500 Ribu per 23 November 2020

Misal, saat bertemu dengan Media dan Marketing Eliman, Rudi Nefid. Konsep bisnis budi daya lebah madu menjadi satu di antara jalan usaha yang bisa dilakukan saat pandemi.

Sekilas dijelaskan Rudi Nefid, untuk budidaya lebah madu bisa diintegrasi dengan kebun tanaman kaliandra sebagai pakan lebah yang berbunga sepanjang tahun.

Setelah tanaman kaliandra berbunga, kegiatan panen madu lebah dapat dilakukan setiap bulan melalui penangkaran kotak kayu sebagai sarang lebah.

Baca Juga: Sri Mulyani: Jumlah Pengangguran di Indonesia Bertambah 2,67 Juta Orang Dampak Covid-19

Untuk saat ini, madu yang diproduksi di tempat usahanya Eliman, adalah yang bersumber dari hasil panen warga binaan di Pati, Magelang, dan ada juga di wilayah Kalimantan.

"Madu ada dari pohon mahoni, kaliandra. Pada dasarnya lebah akan menyerap saripati dari berbagai tumbuhan yang ada di sekitarnya."

"Jadi, jika di sekitar sarang adalah pohon kaliandra, maka madunya kita sebut madu kaliandra."

"Saat ini kita memanfaatkan madu dari daeerah Magelang, Pati, ada juga ke Belitung," jelas Rudi, belum lama ini.

Untuk satu slot atau kandang lebah beserta satu ratu akan menghasilkan madu sekitar 4 kilogram dalam sekali panen.

Baca Juga: Selain BLT Subsidi Gaji BPJS, Ada Bantuan Baru Kemensos, Cepat Datangi Kantor Kecamatan Sekarang!

Dan intensitas panen madu bisa empat kali dalam dua bulan. Untuk bisnis sarang lebah ini sangat menguntungkan.

Selama ratunya tetap berada di kandang maka, produksi madu akan terus menerus ada.

Jika diternak di tengah lingkungan masyarakat, madu hasil panen panen bisa menjadi sumber penghasilan tersendiri.

"Seperti di Magelang, warga yang sudah dibina, hasil panen madunya itu kami yang membelinya langsung. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi mencari pasarnya lagi," jelasnya.

Soal harga beli dari warga, Rudi akan selalu menempatkan yang tertinggi di banding lainnya.

"Misal, madu kaliandra yang di Jateng biasa jual Rp 80 ribu, nah oleh kita pasti harga di atasnya, bisa Rp 90 ribu," katanya.

Lalu apakah usaha ternak madu ini akan rugi?

Rudi menjelaskan, selama ada bunga maka lebah akan terus memroduksi madu. Namun, warga akan mengeluarkan modal lebih, jika sedang tidak musim bunga.

Maka lebah-lebah tadi, harus diberi makanan berupa gula-gula. Namun, untuk hasil madu yang lebahnya diberi makan gula, tidak bisa masuk standar dari produk Eliman.

"Kalau tidak ada bunga, maka lebahnya dikasih makan gula. Nah di sana peternah mengeluarkan modal berlebihnya. Tapi, madu yang lebahnya diberi makan gula, dipastikan tidak akan dipakai Eliman tempat kami," jelasnya lagi.

Usaha ternak lebah madu ini ternyata sangat diminati Rektor Institut Agama Islam Nasional (IAI-N) Laa Roiba, Yanti Hasbian Setiawati, M.Pd.

Yanti Hasbian berencana mengajak mahasiswa dan dosennya mulai membuka bisnis lebah madu.

Di mana hasilnya nanti, bisa menjadi potensi bisnis bagi mahasiswi dan dosennya.

"Kita rencana memanfaatkan lahan yang ada dengan buat kotak-kotak sarang lebah madu. Jika serius dan ditekuni, pasti ada hasil dan memiliki sumber penghasilan yang lumayan di tengah Pandemi Covid-19. Apalagi madu kaliandra merupakan obat juga," jelas Yanti Hasbian saingkat.***

 

 

 

Editor: Awang Dody Kardeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x