Pasca Merger BUMN Perasuransian dan Penjaminan IFG Catatkan Total Aset Sebesar Rp72,5 Triliun

20 Oktober 2020, 15:45 WIB
Ilustrasi Bantuan Uang Telkomsel /ANTARA FOTO - M Risyal Hidayat/


POTENSI BISNIS - Direktur Keuangan dan Umum Indonesia Financial Group (IFG), Rizal Ariansyah menyatakan, bahwa IFG terbentuk pasca holding BUMN perasuransian, dan penjaminan lakukan konsolidasi dengan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) Maret 2020 lalu.

Menurutnya, berkat merger tersebut IFG mencatatkan total aset sebesar Rp72,5 triliun per Maret lalu.

Padahal, kata dia, sebelumnya total aset BPUI hanya menyentuh angkat Rp4,7 triliun.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Timnas U-19 Indonesia vs Hadjuk Split Cek Link Streaming di Sini

"Pasca-konsolidasi IFG menjadi holding, total aset Rp72,5 triliun. Tambahan aset saham pemerintah dari Jasa Raharja, Jamkrindo, Askrindo, dan Jasindo," kata Rizal dalam konferensi pers Perubahan Brand dan Logo BPUI menjadi IFG, Selasa, 20 Oktober 2020.

Peningkatan nilai sejalan dengan neraca keuangan lain seperti ekuitas mencapai Rp36,7 triliun, pendapatan Rp4,2 triliun, dan laba bersih Rp536 miliar.

Rizal juga mengatakan, peningkatan nilai itu menjadi lompatan besar bagi perusahaan agar bisa berkontribusi lebih terhadap negara dan industri asuransi.

Baca Juga: Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Indef Soroti Utang Pemerintah: Bayi Baru Lahir Menanggung Rp20,5 Juta

Ke depan, lanjut Rizal, IFG juga akan melakukan leverage dalam penjualan produk atau layanan (cross selling) antargrup dan sinergi dengan BUMN.

"Ini menjadi tantangan IFG untuk mewudjukan target dari pemerintah," ucapnya, dilansir dari WartaEkonomi.

Dengan penggabungan itu, terangnya, IFG punya tiga klaster utama, yakni capital market, asuransi umum, dan penjaminan serta asuransi jiwa dan kesehatan.

Baca Juga: Peserta Prakerja Gelombang 9 Diharap Secepatnya Beli Pelatihan Pertama, Waktu Tersisa 3 Hari Lagi

Pertama, klaster capital market menyediakan produk keuangan dan pasar modal, seperti manajemen aset, sekuritas dan investasi.

Adapun klaster ini fokus pada sinergi holding dalam melanjutkan strategi individu melibatkan PT Bahana TCW Invesment Management, Bahana Kapital Investas, Bahana Sekuritas, Graha Niaga Tata Utama, Bahana Artha Ventura, dan Bahana Mitra Investasi.

Selanjutnya, klaster asuransi umum dan penjaminan yang fokus pada holding. Klaster ini melibatkan Jasa Raharja, Jamkrindo, Askrindo, Asuransi Jasindo, Jasaraharja Putera, Jamkrindo Syariah, Askrindo Syariah, Asuransi Jasindo Syariah, dan Nasional Re.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler