Indeks Saham Asia Melemah Tertekan Kecemasan Kenaikan Dolar AS

11 Oktober 2021, 09:27 WIB
Ilustrasi: Indeks Saham Asia Melemah Tertekan Kecemasan Kenaikan Dolas AS.* /Reuters

POTENSI BISNIS - Perdagangan Senin, 11 Oktober 2021 pagi, saham-saham Asia tergelincir tertekan kecemasan inflasi global mendukung komoditas sebagai lindung nilai atas ekuitas AS.

Sementara itu, imbal hasi obligasi AS menyebabkan dolar naik ke puncak dua setengah tahun terhadap yen Jepang.

Indeks berjangka Nasdaq dan S&P 500, keduanya turun sekitar 0,5 persen di awal perdagangan, lantara harga minyak memperpanjang kenaikannya.

Baca Juga: BRI Shop Master Class, Ribuan Mitra Merchant Ekspansi Bisnis ke Online

"Hasil obligasi terus didorong lebih tinggi, ekspektasi inflasi meningkat dan pengetata moneter dalam berbagai bentuk menjadi lebih umum," kata analis ANZ dikutip dari ANTARA pada 11 Oktober 202.

"Kekurangan chip global akan berlanjut hingga tahun depan, menambah ketidakpastian lebih lanjut pada pemulihan yang tidak merata."

"Ditambah kekurangan energi, dan lanskap ekonomi secara material lebih moderat daripada optimisme yang menyertai tahap awal pemulihan global," sambung tim analis.

Baca Juga: Bitcoin Jadi Alat Pembayaran Sah di El Salvador September 2021 Mendatang

Sementara itu, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen dan indeks acuan Australia melemah 0,9 persen.

Sementara itu, indeks Nikkei Jepang kehilangan 0,5 persen setelah anjlok 2,5 persen pada minggu lalu.

Disamping itu, kurs dolar AS naik ke level tertinggi 2,5 tahun terhadap yen di sesi Asia pada pagin ini.

Baca Juga: POPULER Ikatan Cinta Hari ini: Katrin Tertangkap Basah hingga Pengkhianatan Terungkap di Kediaman Aldebaran

Setelah angka penggajian AS yang melemah, tidak banyak mengubah ekspektasi pasar bawah Federal Reserve AS akan mengumumkan mulai mengurangi pembelian obligasi besar-besaran pada bulan depan.

Ekonomi AS menciptakan lapangan kerja paling sedikit dalam sembilan bulan pada September dengan data penggajian non-pertanian (NFP) meningkat 194.000, jauh di bawah perkiraan para ekonom sebesar 500.000.

Namun, data untuk Agustus direvisi naik tajam sementara tingkat pengangguran turun ke level terendah 18 bulan di 4,8 persen lantaran orang meninggalkan angkatan kerja.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta 11 Oktober 2021: Aires, Taurus dan Gemini Temukan Kesenangan Cinta

Penghasilan rata-rata per-jam juga meningkat 0,6 persen dari 0,4 persen pada Agustus lalu.

Semua mengatakan, kecemasan kekurangan tenaga kerja tetap ada, menjaga kekhawatiran tentang inflasi tetap hidup.

Kemudian memberikan pembenaran kepada Federasi Reserve untuk melanjutkan pengurangan stimulusnya yang dimulai tahun lalu untuk bantuan pandemi.

Hasil obligasi AS niak karena data tersebut, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan mencapai level tertinggi empat bulan di 1,617 persen, meningkatkan daya tarik imbal hasil dolar.

Oleh karena itu, yen dikenal paling sensitif terhadap perbedaan imbal hasil, bereaksi dengan tergelincir ke level 112,32 yen per-dolar, level yang terakhir terlihat pada April 2019 silam.

Kemudian Euro melemah di 1,1575 dolar, melayang sedikit di atas terendah pada Rabu 6 Oktober 2021, di 1,1529 dolar sebelumnya level terlemah sejak Juli tahun lalu.

Indeks dolar AS berdiri di 94,09 tidak jauh dari level tertinggi satu tahun di 94,504 yang disentuh awal bulan ini.

Pound Inggri bertahan lebih kuat di 1,3623 dolar, memperpanjang pemulihan dari level terendah sembilan bulan terakhir bulan lalu.

Di tengah meningkatnya ekspektasi kalau bank sentral Inggris (BoE) dapat menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi yang melonjak.

Di tempat lain, yuan China di pasar Internasional berpindah tangan pada 6,4438 perdolar, tertinggi 1 Oktober 2021 di 6,4286.

Sementara di pasar kripto, Bitcoin menguat di 54.782 dolar AS, setelah mencapai level tertinggi lima bulan di 56.561 dolar AS pada Minggu 10 Oktober 2021, sedangkan Ether melemah di 3.456 dolar AS.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler