Gaji Anda selalu Habis di Tengah Bulan, Begini Cara Mengatasinya

25 Mei 2021, 14:50 WIB
ILUSTRASI masalah keuangan. /

POTENSI BISNIS – Pengusaha, motivator bisnis dan YouTuber asal Surabaya, Chandra Putra Negara, membagikan informasi mengenai penyebab gaji kebanyakan orang selalu habis di tengah bulan.

Berdasarkan penjelasan Chandra, terdapat tiga penyebab yang membuat gaji selalu habis sebelum tiba waktu gajian berikutnya.

Dikutip PotensiBisnis.com dari kanal YouTube SuccessBefore30 yang diunggah pada Selasa, 18 Mei 2021, berikut tiga permasalahan yang membuat gaji selalu habis di tengah bulan.

Baca Juga: Industri Kuliner Dorong Ekonomi Indonesia, Sandiaga Uno: Merupakan Potensi di Era Normal Baru Ini

Pertama, kata dia, ada 50 persen orang tidak bisa membedakan antara pengeluaran, tabungan dan investasi

Hal ini karena semua uang telah bercampur menjadi satu, sehingga tidak terdapat pembagian tiga hal tersebut.

“Mana itu pengeluaran, mana itu tabungan, mana itu investasi, semuanya bingung,” ujar Chandra Putra Negara.

Akhirnya membuat banyak penyeluaran yang tidak disadari, karena tidak tau pentingnya tabungan dan investasi.

“Akhirnya uang kecampur, uang untuk belanja, uang untuk kelola usaha, uang untuk tabungan, uang untuk investasi,” tambahnya.

Menurutnya, tiga hal ini harus memiliki porsi yang jelas agar uang gaji tidak begitu saja menghilang yang membuat kebingungan di tengah bulan akibat kehabisan uang.

Baca Juga: DPRD Sumbar Lapor ke KPK atas Dugaan Penyimpangan Dana Covid-19 Miliaran Rupiah

“Alhasil, berapa pun uang yang dihasilkan tengah bulan sudah habis. Sudah gitu gak pernah dicatat pula,” ujarnya.

Maka, Chandra Putra Negara memberika tips agar hal tersebut tidak terjadi, dengan membagikan porsi dengan jelas untuk pengeluaran, tabungan, dan investasi.

Selain itu, membuat catatan di buku kas terkait pengeluaran disetiap harinya, sehingga pos-pos membagian keuangannya dapat tersusun dengan rapi.

Kedua, ada 32 persen orang memiliki gaya hidup yang sangat tinggi

Hal ini khususnya untuk masyarakat perkotaan yang banyak mementingkan trend yang sedang terjadi.

Banyak membelanjakan uang dengan hal yang tidak dibutuhkan, hanya sekedar memenuhi gaya hidup agar tidak terlihat ketinggalan zaman.

“Akhirnya, pengeluaran pun lebih dominan dibandingkan dengan tabungan yang dimiliki,” ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Kembali Datangkan 8 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Ini Target Pemerintah

Terakhir, ada 18 persen orang memiliki hobi berhutang.

Terkait berhutang, Chandra menjelaskan terdapat dua jenis hutang, yaitu hutang produktif dan konsumtif.

Hutang produktif diperbolehkan karena digunakan untuk bekerja dan modal usaha sehingga dapat mengembangkan penghasilan.

Namun, hutang konsumtif sangat tidak disarankan sebab dapat membuat gaji habis dibayarkan untuk hutang.

“18 persen sisanya hobi berhutang, beli apa-apa ngutang, ngebon, kasbon, sehingga duit gaji sudah terbiasa bayar hutang,” ujarnya.

Sehingga, dia menyarankan mulai dari sekarang budaya berhutang konsumtif lebih baik dikurangi. Dan tidak membelanjakan sesuatu yang tidak memiliki nilai investasi.***

Editor: Babah Pram

Sumber: Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler