Komoditas Kopi di Temanggung Tetap Bertahan meski Sektor Pertanian Lainnya Merosot

- 11 Oktober 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi: biji kopi hitam siap digiling untuk dinikmati/
Ilustrasi: biji kopi hitam siap digiling untuk dinikmati/ /PIXABAY/Christoph

Namun, hal itu tidak berlaku bagi produk kopi yang juga menjadi salah satu komoditas unggulan masyarakat di kawasan Gunung Sindoro, Sumbing, dan Gunung Prahu ini.

Harga komoditas kopi di saat pendemi ini cenderung stabil dibanding harga komoditas pertanian lainnya.

Bupati Temanggung M. Al Khadziq menyampaikan ketika produk-produk pertanian harganya jatuh karena pandemi, masyarakat sekarang hidup susah, ekonomi susah.

"Memang situasinya saat ini benar-benar sulit karena ada pandemi, ekonomi turun, daya beli masyarakat turun, sehingga kemampuan belanja masyarakat turun akibatnya harga barang-barang menjadi jatuh," katanya.

Di masa pandemi ini, katanya harga jual hampir semua produk pertanian jatuh, tetapi harga kopi masih lumayan bertahan.

Ia menyampaikan meskipun harga kopi tahun ini tidak bagus banget, masih lumayan bertahan dan harapannya petani juga bisa mengambil untung walaupun sedikit dari harga jual biji kopi (green bean) jenis robusta sekarang berkisar Rp 20.000-23.000 per kilogram.

"Alhamdulillah di tengah hasil pertanian yang turun, produktivitas kopi tetap bagus, harganya juga meskipun belum terlalu menggembirakan tetapi tidak terlalu menyedihkan, tetapi harapannya kopi kita lebih tinggi dari harga sekarang ini," katanya.***

Halaman:

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah