Google Doodle Hari Ini, Tampilkan Wartawan Perempuan Indonesia Siti Latifah Herawati Diah

- 3 April 2022, 04:54 WIB
Google Doodle hari ini 3 April 2022 menampilkan gambar perempuan bernama Siti Latifah Herawati Diah./
Google Doodle hari ini 3 April 2022 menampilkan gambar perempuan bernama Siti Latifah Herawati Diah./ /Sumber Google Noodle/

POTENSI BISNIS - Google Doodle hari ini 3 April 2022 menampilkan gambar perempuan bernama Siti Latifah Herawati Diah.

Tepat dini hari, Siti Latifah Herawati Diah berulang tahun ke-105 yang turut diperingkati oleh Google Doodle.

Sosok Siti Latifah Herawati Dia merupakan perempuan yang lahir pada 3 April 1917 silam.

Dia dikenal sebagai wartawan perempuan sekaligus pejuang pers nasional.

Baca Juga: Dikabarkan Google akan Meluncurkan Fitur Smart Tag

Diperingkati oleh Google Doodle hari ini, ditampilkan gambar mulai dari mengenakan toga wisuda untuk yang pertama.

Kemudian, dilanjutkan dengan gambar mengenakan pakaian merah dengan selendang merah bercorak titik putih, mendekap koran.

Kedua gambar tersebut tampak terlihat mudah. Untuk gambar ketiga, ditampilkan gambar perempuan tua tengah menulis.

Berikut biodata Siti Latifah Herawati Dia, Wartawan Perempuan yang jadi Google Doodle hari ini 3 April 2022.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 3 April 2022: Gemini, Sagitarius, Virgo dan Leo Pandai Memilah Sebelum Memilih

Dikenal dengan nama Herawati Diah, merupakan wartawan senior sekaligus perjuangan pers nasional.

Perempuan tersebut lahir di Tanjung Pandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ia adalah putri dari pasangan Raden Latip, seorang dokter yang bekerja di Biliton Maatschappij, dan Siti ALimah.

Herawati merupakan istri dari tokoh pers BM Diah yang bekerja di Koran Asia Raya dan pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan.

Baca Juga: Algoritma Google 2022: Update Hasil Penelusuran Dekstop bakal Dirampungkan Maret, Ada yang Baru?

Ia mendirikan Harian Merdeka bersama suami pada 1 Oktober 1945.

Herawati juga berkesempatan memiliki gelar sekolah tinggi, dari Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta. Herawati bersekolah di American High School Tokyo.

Atas dorongan ibunya, Herawati berangkat ke Ameria Serikat untuk belajar sosiologi di Bernard College yang berafiliasi dengan Universitar Columbia, New York dan lulus 1941.

Herawati Diah kemudian pulang ke Indonesia pada 1942, dan bekerja sebagai wartawan lepas kantor United Press International (UPI).

Kemudian, ia bergabung sebagai penyiar di Radio Hosokyoku. Pada tahun 1955, Herawati dan suaminya mendirikan The Indonesia Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia.

Koran tersebut diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955.

The Indonesian Observer bertahan hingga tahun 2001, sedangkan Koran Merdeka berganti tangan pada akhir tahun 1999.

Herawati juga menggunakan koneksi diplomatiknya untuk melindungi monumen budaya Indonesia. Dia memimpin upaya untuk mendeklarasikan Kompleks Candi Borobudur sebagai Situs Wariasan Dunia UNESCO.

Herawati juga merupakan seorang advokat yang kuat untuk hak-hak perempuan. Dia juga mendirikan beberapa organisasi perempuan, termasuk Gerakan Pemberdayaan Suara Perempuan.

Menurut Google, tampilnya Herawati di Google Doodle merayakan warisan Herawati, dan jalan yang dia buka untuk perempuan Indonesia.

Sederet penghargaan juga sudah diraihnya, termasuk 'Lifetime Achievement' atau 'Prestasi Sepanjang Hayat' dari PWI Pusat.

Herawati meninggal dunia di usia 99 tahun, pada Jumat, 30 September 2016 sekitar pukul 04.20 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.***

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x