LAPAN: Masyarakat dapat Saksikan Puncak Hujan Meteor Sejak 28 Juli 2021

- 15 Juli 2021, 10:56 WIB
Ilustrasi: Pada bula Juli ini terdapat dua hujan meteor masih aktif, yakni Alfa Capricornid dan Delta Aquarid.*
Ilustrasi: Pada bula Juli ini terdapat dua hujan meteor masih aktif, yakni Alfa Capricornid dan Delta Aquarid.* /PIXABAY/Dewald Van Rensburg


POTENSI BISNIS - Pada bula Juli ini terdapat dua hujan meteor masih aktif, yakni Alfa Capricornid dan Delta Aquarid.

Lembaga Penerbangan dan Antarariksa Nasional (Lapan) mengatakan, masyarakat dapat menyaksikan dua puncak hujan meteor tersebut pada Juli 2021.

Peneliti di Pusat Sains dan Antarariksa Lapan, Andin Pengerang menerangkan, puncak dari kedua hujan meteor dapat disaksikan sejak 28 Juli pukul 19.45 WIB/WITA/WIT.

Baca Juga: Viral! Diduga Meteor Jatuh di Sulsel, Daryono: BMKG Luwuk Tidak Mencatat Adanya Anomali Gelombang Seismik

"Di bulan Juli ini, ada dua hujan menteor yang masih aktif di antaranya Alfa Capricornid dan Delta Aguarid," kata Andi Pangerang dalam keterangannya, dikutip Kamis, 15 Juli 2021.

Puncak hujan meteor kemudian dapat disaksikan pula dari arah Timur-Tenggara hingga 29 Julia pukul 05.30 WIB/WITA/WITA dari arah Barat-Barat Daya.

Fenomena hujan meteor Alfa Capricornid dinamai berdasarkan titik radian atau titil awal kemunculan huna meteor yang terletak di bintang Alfa Capriconid (Algedi) kontelasi Capricornus.

Baca Juga: Jangan Lewatkan! Fenomena Hujan Meteor Quadrantid Malam Ini

Alfa Capricornid, sebagai hujan meteor sudah aktif sejak 3 Juli dan berakhir pada 15 Agustus mendatang.

Terbentunya hujan meteor Alfa Capricornid yakni dari sisa debu komet 160P/NEAT.

Sementara Delta Aquarid aktif mulai 12 Juli hingga 23 Agustus dan tampak bentuk terbaik saat sebelum fajar astronomis sekitar pukul 03.00 sampai 04.00 WIB/WITA/WIT.

Baca Juga: Berharap Liga 1 dan Liga 2 Saat Ini Jadi Hiburan, dr. Tirta: Walau Tanpa Penonton, Tapi Live Streaming

Intensitas maksimum hujan meteor Delta Aquarid untuk Indonesia sekitar 14-15 meteort/jam dengan laju mencapai 147.600 km/jam.

Delta Aqaurid dinamai berdasarkan titik radian yang terletak di bintang (Skat) konstelasi Aquarius.

Terbentuk secara baik hujan meteor Delta Aquarid ini dari sisa debu komet 96P/Machholz.

Kemudian, intensitas maksimum hujan meteor Alfa Capricornid lebih kecil dibandingkan dengan Delta Aquarid.

Di antaranya, ialaha hanya lima meteor/jam, selain itu laju komet Capricorndi lebih lambat dari Delat Aquarid yakni berkisar 86.400 km/jam.

Andi mengatakan, masyarakat dapat melihat fenomen hujan meteor tersebut tanpa alat bantu optik apapu.

Terlebih dengan kondisi cuaca yang cerah tanpa halangan apapun di sekitar medang pandang.

"Butuh kesabaran untuk menantikan kedua hujan meteor ini, mengingat intensitas yang relatif sedikit," kata dia.

Dirinya juga mengatakan, warga pun dapat mengabadikan hujan meteor dengan kamera DSLR maupun ponsel selama mendukung moda bukaan panjang.

"Hujan meteor memang optimal diamati sebelum tengah malam saat bulan masih memasuki fase Sabit Awal dan setelah malam saat bulan sudah memasuki fase sabit akhir," ujarnya.***

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah