Ia dituding berada di balik kerusuhan yang menewaskan lebih dari 1.000 orang setelah lengsernya mantan Presiden Soeharto pada tahun 1998.
AS ragu-ragu untuk mencabut larangan Prabowo setelah penunjukannya sebagai menteri pertahanan hampir setahun yang lalu.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Pilih Dukung Jokowi, Tak Ikuti Langkah Gubernur Lain Kirim Surat Tolak UU Cipta Kerja
Sebagaimana dikabarkan galamedia.pikiran-rakyat.com dalam artikel "Prabowo Subianto Kini Jadi Rebutan Amerika Serikat dan China". Padahal di periode itu China dan Rusia termasuk agresif mengundang Prabowo.
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe misalnya mengunjungi Indonesia sebagai bagian dari tur empat negara bulan lalu. Prabowo juga diundang ke Rusia menghadiri pagelaran militer.
Setelahnya berita muncul soal Menhan AS yang menelepon khusus Prabowo. Terakhir, Prabowo akan diundang ke AS pertengahan Oktober nanti.
Baca Juga: Nikita Mirzani Sentil Puan Maharani, Rocky Gerung: Dia Ingatkan Fungsi Parlemen
Mengutip seorang pengamat dari National War College di Washington, Zachary Abuza menilai ini kemenangan Prabowo.
"Jelas AS telah membebaskan sanksi demi hubungan bilateral," katanya ditulis South China Morning Post dilansir Sabtu 10 Oktober 2020.
Sementara itu peneliti di S Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University mengatakan menyeimbangkan pengaruh China penting bagi AS.