Waspada! Jika Melihat Tanda-tanda Alam Berikut Segera Jauhi Bibir Pantai dan Cari Lokasi Aman

- 30 September 2020, 20:43 WIB
Ilustrasi gelombang.
Ilustrasi gelombang. /GEORGE DESIPRIS/Pexels

POTENSI BISNIS - Ramai prediksi akan terjadi tsunami setinggi 20 meter di Selatan Pulau Jawa yang hasil riset ITB hingga menyebabkan kecemasan masyarakat.

Menanggapi informasi tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga tidak terlalu panik karena situasi seperti ini belum tentu terjadi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan, bahwa potensi itu merupakan skenario terburuk akan terjadi jika zona yang selama ini terkunci di Selatan pulau Jawa antara di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Baca Juga: Peringatan G30/PKI: Saksikan Filmnya akan Tayang di TvOne Pukul 21.00 WIB

Sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana, beberapa tim peneliti tengah melakukan penelitian lanjutan, seperti yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengembangkan sistem deteksi dini gempa.

Selain mengandalkan sistem deteksi dini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai tanda-tanda alam jika terjadi bencana alam khususnya tsunami.

BPBD Lumajang menjelaskan ada dua tanda yang jelas jika tsunami akan datang dalam waktu dekat.

Baca Juga: BLT Tahap 5 Diperkirakan Cair Oktober Mendatang, Pastikan Nama Anda Terdaftar dan Rekening Aktif

Tanda pertama, naluri binatang burung begitu kuat sehingga banyaknya burung laut yang terbang ke darat merupakan salah satu tanda bahaya tsunami.

Sedangkan tanda alam lainnya yakni surutnya mata air dari sumur warga dan air laut yang secara tiba-tiba.

"Burung burung laut terbang ke darat dan air sumur masyarakat terutama masyarakat di sekitar pantai, harus ada siskamling saat ini," tutur Wawan HS selaku petugas Logistik Kesiapsiagaan Bencana pada Selasa, 29 September 2020. Seperti diberitakan prbandungraya.pikiran-rakyat.com sebelumnya. "Kenali Tanda-tanda Alam jika Akan Terjadi Bencana Tsunami dalam Waktu Dekat".

Oleh karena itu, Wawan berharap masyarakat dapat mengaktifkan sistem siskamling, terutama di Desa Tangguh Bencana (Desana), yaitu di daerah sekitar pantai dengan Early Warning System (EWS) atau sirene telah disiapkan di masing-masing lokasi titik terdampak tsunami seperti di Masjid dan Balai desa.

Selain itu, Wawan juga menjelaskan bahwa di setiap titik juga diberlakukan Warning Receiver System (WRS) sehingga seseorang dapat memantau gempa yang terjadi di seluruh Indonesia selama 24 jam.

“Untuk itu, setiap orang saat ini perlu mewaspadai semua rambu dan peringatan selama informasinya berasal dari institusi resmi, tetapi masyarakat tidak perlu panik,” pungkasnya.***(Ninda Fajriati/PRBandungRaya)

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: PR Bandung Raya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah