"Bumi saja suwe saja mangkeret Sekilan bumi dipadjaki. Djaran dojan sambel. Wong wadon nganggo pakaian lanang. Iku tandane jen wong bakal nemoni walak-waliking djaman."
"Bumi semakin ciut (karena komunikasi dan transportasi yang lancar, serta makin padatnya penduduk), sejengkal tanah dipajaki, kuda suka makan sambel, perempuan berpakaian laki-laki. Itulah pertanda bahwa orang akan menemukan zaman yang terbolak-balik".
Melihat isi dari bait dari Ramalan Jayabaya di atas, seperti masa itu sudah dan sedang terjadi.
Kita semua tahu, saat ini teknologi semakin canggih dan penduduk terus bertambah dengan segala permasalahannya.
Sementaran zaman yang terpeluk balik, adalah laki-laki berpenampilan wanita dan begitu juga sebaliknya.
Diketahui, ramalan Jayabaya merupakan karya monumental yang muncul di era atau zaman Jayabaya.
Karya yang disebut ramalan Jayabaya tersebut adalah hasil dari gubahan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang disebut "Serat Kakawin Bharatayudha".
Dipercaya atau tidak, Ramalan Jayabaya hanya sebuah prediksi yang sudah digunakan dari masa ke masa.
Ramalan Jayabaya ini hanya sebagai khasanah kekayaan peradaban bangsa ini yang merupakan peninggalan kerajaan di zaman dulu.***